Waspada Cuaca Ekstrem Bibit Siklon Tropis 91S Memicu Peningkatan Curah Hujan

BMKG memperingatkan potensi hujan lebat akibat Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia barat Lampung. (Foto: BMKG)
BMKG memperingatkan potensi hujan lebat akibat Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia barat Lampung. (Foto: BMKG)

BMKG memperingatkan potensi hujan lebat akibat Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia barat Lampung

Bibit Siklon Tropis 91S kembali menjadi perhatian utama dalam prakiraan cuaca nasional. Berdasarkan data dari BMKG, sistem cuaca tersebut saat ini terpantau aktif di Samudra Hindia sebelah barat Provinsi Lampung dan menunjukkan dinamika atmosfer yang perlu diwaspadai dalam beberapa hari ke depan.

Menurut Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, Bibit Siklon Tropis 91S diperkirakan bergerak mendekati daratan Sumatra dalam 24 jam ke depan. Setelah itu, pada periode 36 hingga 72 jam, sistem ini diprediksi akan berbelok arah menuju barat daya dan menjauhi wilayah Sumatra. Meski potensi pertumbuhannya menjadi siklon tropis tergolong rendah, dampaknya terhadap cuaca di sejumlah daerah tetap signifikan.

“Perlu diwaspadai intensitas hujan pada tanggal 11, 12, dan 16 Desember akibat pengaruh dari Bibit Siklon Tropis 91S. Tapi, mohon tetap tenang, waspada, dan menjaga kesiapsiagaan karena potensi bibit siklon ini tumbuh menjadi siklon tropis ke daratan dalam kategori rendah,” kata Teuku Faisal Fathani.

Daerah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

Menurut analisis cuaca BMKG, wilayah Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung masuk dalam kategori daerah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Pola cuaca ini berkaitan langsung dengan keberadaan pusat sirkulasi 91S yang terbentuk pada 7 Desember pukul 07.00 WIB di Samudra Hindia barat daya Lampung.

Pada 10 Desember pukul 07.00 WIB, lokasi pusat sirkulasi terdeteksi di sekitar 4.9 LS dan 96.1 BT. Sistem tersebut masih berada di dalam Area of Responsibility TCWC Jakarta. Kecepatan angin maksimum di sekitar pusat sistem mencapai 20 knot atau 37 km per jam, dengan tekanan udara minimum sekitar 1008 hPa.

Berdasarkan citra satelit, awan konvektif terpantau cukup persisten dengan kecenderungan sedikit meningkat. Namun BMKG menyebut sebaran awan masih bersifat sporadis dan belum membentuk pola deep convection yang merata di sekitar pusat sirkulasi. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan sistem masih fluktuatif dan belum sepenuhnya terorganisasi.

Dari sisi atmosfer, analisis angin menunjukkan pola sirkulasi siklonik cukup jelas pada lapisan permukaan hingga 850 hPa dengan arah melebar ke timur. Pada lapisan 700 hingga 500 hPa, pola angin berubah menyerupai belokan, sedangkan pada 200 hPa tampak area divergensi yang menunjukkan pergerakan udara menjauhi pusat tekanan rendah.

Faktor Pendukung Aktivitas 91S dan Potensi Curah Hujan Tinggi

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED