Ketika Para Ilmuwan Bersatu: KSTI 2025 di Bandung
Konvensi KSTI 2025 (Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri) jadi sejarah baru di Indonesia—karena untuk pertama kalinya lebih dari 2.000 saintis dari berbagai disiplin ilmu hadir bersama dalam satu forum besar. Konvensi ini digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), ITB, Bandung pada 7–9 Agustus 2025.
Momentum Langka dengan Dampak Luas
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyebut bahwa momen mengumpulkan ribuan peneliti adalah langkah strategis untuk menyatukan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi dengan arah kebijakan negara. Ini bagian dari semangat menjadikan sains dan teknologi sebagai senjata perjuangan bangsa.
Tidak hanya peneliti, KSTI juga dihadiri oleh lebih dari 350 rektor, tokoh industri, peraih Nobel, dan pejabat publik yang siap mendukung integrasi riset dan industri untuk Indonesia yang lebih maju.
Siapa Saja yang Hadir?
Peserta KSTI 2025 menunjukkan keberagaman. Acara ini dihiasi oleh:
1.066 peneliti unggul STEM (Sains, Teknologi, Teknik, Matematika)
401 rektor dan wakil rektor dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia
351 dosen STEM dari Jawa Barat dan Jakarta
171 mahasiswa doktoral
150 guru besar dan senat ITB
Perwakilan dari 18 kementerian/lembaga, 15 BUMN, dan 54 industri
Momentum seperti ini menetapkan KSTI bukan sekadar diskusi, tapi sebagai langkah nyata menyelaraskan riset dengan kebutuhan publik dan industri.
Dari Lab ke Lapangan: Perlu Arah Kebijakan Yang Tegas
Acara ini bukan hanya berbicara soal topik ilmiah—namun menjadi ruang untuk merancang peta jalan riset dan inovasi yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi serta pemerataan manfaatnya ke seluruh masyarakat.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, turut menekankan bahwa penguasaan teknologi adalah kunci agar Indonesia tak hanya menjadi pasar, melainkan juga bisa tampil sebagai pelaku global. Persiapan SDM berteknologi tinggi jadi fokus utama agar bangsa ini memiliki posisi yang strategis dalam persaingan global.
Kolaborasi Lima Pilar: Penta-Helix Jadi Motor Inovasi
Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, menegaskan peran kampus sebagai pusat riset dan inovasi—terutama dalam menjembatani dunia akademik, industri, dan kebijakan publik. KSTI menjadi momentum untuk itu.
Konvensi ini mengusung konsep penta-helix, sebuah pendekatan strategis yang menyinergikan pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan media. Pendekatan ini diproyeksikan memperkuat reputasi akademik dan daya saing global perguruan tinggi Indonesia sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.