Family Office Gagasan Luhut Tak Didanai APBN, Ini Penjelasan Lengkapnya

Family office yang diusulkan Luhut Binsar Pandjaitan ditolak pendanaannya oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Begini penjelasan dan tujuannya. (Foto: KOMPAS.com/Haryanti Puspa Sari)
Family office yang diusulkan Luhut Binsar Pandjaitan ditolak pendanaannya oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Begini penjelasan dan tujuannya. (Foto: KOMPAS.com/Haryanti Puspa Sari)

Family office yang diusulkan Luhut Binsar Pandjaitan ditolak pendanaannya oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Proyek family office yang diusulkan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan kembali menjadi perbincangan publik. Gagasan tersebut awalnya dimaksudkan untuk menarik aliran dana investasi global ke Indonesia melalui skema pengelolaan kekayaan terpusat. Namun, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai proyek ini.

Menurut laporan dari DEN, family office atau Wealth Management Consulting (WMC) merupakan firma penasihat yang memberikan layanan pengelolaan kekayaan bagi individu atau keluarga dengan aset bernilai tinggi. Konsep ini umum digunakan di negara-negara maju sebagai sarana untuk mengelola aset lintas negara sekaligus meminimalkan beban pajak.

Luhut sudah menyampaikan ide pembentukan family office sejak ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di era Presiden Joko Widodo. Rencana tersebut kemudian diteruskan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.


Rencana Pusat Family Office di Bali

Berdasarkan informasi dari DEN, pemerintah berencana mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan dan Family Office di Bali. Kawasan ini akan dijadikan sebagai gerbang utama dana investasi asing yang akan masuk ke berbagai sektor riil di Indonesia, termasuk infrastruktur, energi, dan teknologi hijau.

Proyek ini awalnya dijadwalkan mulai beroperasi pada Februari 2025, namun hingga kini masih dalam tahap finalisasi. Luhut memastikan bahwa pemerintah terus mengejar percepatan keputusan dari Presiden agar inisiatif tersebut segera terealisasi.

“Saya kira masih berjalan, kita lagi kejar terus. Kita harap bisa segera diputuskan Presiden,” kata Luhut Binsar Pandjaitan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Senin, 28 Juli 2025.

Baca Juga:  Menkeu Purbaya Pastikan Harga Rokok Tidak Naik, Industri Didorong Tetap Bertahan

Dalam proses penyusunan konsep, pemerintah juga telah meminta masukan dari investor global ternama asal Amerika Serikat, Ray Dalio, pendiri perusahaan hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates. Kehadiran Dalio diharapkan dapat memberikan pandangan strategis agar konsep family office di Indonesia selaras dengan standar internasional.


Purbaya Tegas Tolak Dana APBN untuk Family Office

Meski idenya dinilai ambisius, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan sikap tegas untuk tidak membiayai proyek family office menggunakan dana negara. Ia menilai, inisiatif semacam itu sebaiknya dikelola secara mandiri oleh pihak pengusul tanpa membebani APBN.

“Saya sudah dengar lama isu itu, tapi biar saja. Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri. Saya anggarannya nggak akan alihkan ke sana,” kata Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, pada Senin, 13 Oktober 2025.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED