Militer Israel Ultimatum Warga Sipil Gaza untuk Segera Pergi
Menurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Read moreGempa besar mengguncang wilayah pusat Filipina yang memicu kerusakan luas dan memakan korban jiwa signifikan. Menurut Detik, hingga Kamis (2/10), korban tewas akibat gempa di Provinsi Cebu mencapai 72 orang. Sementara itu, laporan Reuters menyebut bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,9 tersebut juga melukai sekitar 294 orang dan merusak berbagai infrastruktur.
Gempa terjadi pada Selasa malam di wilayah lepas pantai dekat Cebu, pusat provinsi Visayas Tengah. Menurut laporan Reuters, gempa ini termasuk dangkal dan oleh sebab itu dampaknya terasa sangat kuat di permukaan.
Beberapa bangunan tua, jembatan, serta jalur listrik dan infrastruktur kritis lainnya mengalami kerusakan. Reuters mencatat bahwa salah satu bangunan yang rusak parah adalah sebuah gereja berusia lebih dari satu abad.
Menurut Detik, jumlah korban luka dan kematian terus bertambah seiring tim penyelamat mengakses lokasi yang sulit dijangkau. Banyak warga yang rumahnya roboh atau rusak parah.
Menurut data tambahan dari Wikipedia tentang gempa Cebu 2025, sebanyak 85 kota mengalami padam listrik, 597 rumah rusak, dan lebih dari 20.000 warga kehilangan tempat tinggal.
Distribusi korban menurut kota juga tercatat: 30 orang tewas di Bogo, 22 di San Remigio, 10 di Medellin, 5 di Tabogon, dan 1 masing-masing di Tabuelan dan Sogod.
Pemerintah Filipina merespons bencana ini dengan mengerahkan pasukan militer, tim pencarian dan penyelamatan serta relawan ke wilayah terdampak. Menurut Reuters, mereka juga mengirim bantuan medis, pasokan makanan, dan dukungan logistik untuk membantu evakuasi.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., melakukan kunjungan ke daerah-daerah terparah untuk memantau langsung proses bantuan dan menyampaikan belasungkawa kepada korban.
Sejumlah negara sahabat segera menawarkan bantuan. Menurut laporan Reuters, Jepang dan Amerika Serikat termasuk negara yang mengirimkan dukungan cepat sebagai bagian dari solidaritas internasional.
Salah satu kendala terbesar adalah akses ke wilayah pedalaman yang sebagian rusak parah. Beberapa jalan putus hingga jembatan ambrol, sehingga tim penyelamat harus memutar atau mendaki rute sulit.
Masalah pemadaman listrik dan gangguan komunikasi juga menghambat koordinasi bantuan. Banyak fasilitas medis kewalahan menampung korban, dan sebagian perawatan terpaksa dilakukan di luar ruang karena bangunan rumah sakit rusak atau penuh.
Para ahli gempa mengingatkan adanya potensi gempa susulan yang bisa memperparah kerusakan. Warga di daerah terdampak dihimbau agar tidak kembali ke bangunan yang belum dinyatakan aman secara struktural.
Selain gempa susulan, potensi longsor menjadi ancaman tambahan di wilayah berbukit dan pegunungan provinsi Cebu. Intensitas hujan dan kondisi tanah labil juga dapat memicu pergeseran tanah.
Gempa kali ini menjadi yang paling mematikan di Filipina sejak gempa 7,2 SR di Bohol pada 2013 yang menewaskan sekitar 222 orang. Menurut laporan Reuters, gempa Cebu 2025 jadi gempa paling fatal dalam satu dekade terakhir di negara tersebut.
Pada gempa Bohol dahulu, kerusakan juga sangat luas dan memicu perombakan standar konstruksi di banyak wilayah. Kini, kejadian di Cebu kembali membuka diskusi soal mitigasi bencana dan standarisasi bangunan tahan gempa.
Kerusakan gedung, sarana publik, dan infrastruktur transportasi menyebabkan gangguan aktivitas ekonomi lokal. Bisnis, sekolah, dan layanan publik sempat lumpuh selama masa tanggap darurat.
Sektor pariwisata di Cebu juga terdampak signifikan. Banyak wisatawan batal kunjung, dan tempat wisata rusak atau ditutup sementara. Jika pemulihan lambat, reputasi destinasi wisata mungkin terganggu.
Di sisi sosial, trauma bagi warga sangat berat. Kehilangan tempat tinggal, anggota keluarga, atau mata pencaharian memicu tantangan psikososial jangka panjang. Pelayanan trauma healing atau psikologis menjadi bagian penting dari respons bencana.
Gempa Cebu menunjukkan bahwa sistem mitigasi bencana harus terus diperkuat. Beberapa hal yang perlu ditekankan:
Penegakan standar konstruksi tahan gempa
Sistem peringatan dini yang efektif
Pelatihan masyarakat tentang evakuasi dan kesiapsiagaan
Integrasi data dan koordinasi antar instansi untuk respons cepat
Peningkatan kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan daerah
Jika penerapan pelajaran tersebut konsisten, Filipina bisa lebih siap menghadapi gempa di masa mendatang, mengurangi korban, dan mempercepat pemulihan.
Referensi: Detikcom
Referensi tambahan: Reuters
Referensi tambahan: Detikcom Foto News
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Menurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Read moreMenurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Kedutaan Besar Korea Selatan (Korsel) di Indonesia menyampaikan niat baik sekaligus gagasan baru dari Presiden Lee Jae Myung untuk mengupayakan...