Tragedi Kebakaran Panti di Manado, Sebagian Besar Jasad Korban Sulit Dikenali
Kebakaran hebat melanda Panti Jompo Werdha Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Manado, Sulawesi Utara. Peristiwa ini menewaskan 16...
Read more
Kasus tragis terjadi di Medan, Sumatera Utara, ketika seorang anak berusia 12 tahun melukai ibunya dengan pisau hingga meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 10 Desember 2025, saat sang ibu sedang tertidur di rumah.
Menurut Kapolrestabes Medan Kombes Calvin Simanjuntak, salah satu pemicu tindakan kekerasan tersebut adalah rasa sakit hati karena sang ibu menghapus game online yang sering dimainkan anaknya. Selain itu, anak tersebut juga disebut kerap memainkan game bertema kekerasan dengan pisau serta menonton serial anime yang menampilkan adegan serupa.
Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal, menjelaskan bahwa game online, khususnya yang memuat unsur kekerasan, memang dapat memengaruhi perilaku agresif pada anak. Namun, ia menegaskan bahwa pengaruh tersebut tidak berlangsung secara langsung.
“Ya, namun tidak secara otomatis atau linier,” kata Danti Wulan Manunggal, Psikolog Ibunda.id.
Lebih jauh, menurut Danti, berbagai penelitian psikologi menunjukkan bahwa paparan konten kekerasan yang intens dapat memengaruhi kognisi dan emosi anak. Hanya saja, efeknya tidak sama pada setiap individu, tergantung faktor kerentanan serta lingkungan yang membentuknya.
“Penelitian psikologi menunjukkan bahwa paparan konten kekerasan yang intens dapat memengaruhi kognisi dan emosi, tetapi efeknya berbeda-beda pada setiap anak,” sambungnya.
Dalam penjelasannya, Danti menerangkan sejumlah mekanisme psikologis yang bisa terjadi pada anak ketika sering terpapar game online yang memuat adegan kekerasan.
1. Desensitisasi atau penurunan kepekaan
Paparan berulang terhadap adegan kekerasan, misalnya penggunaan pisau dalam game, bisa membuat anak menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang wajar atau normal. Akibatnya, empati terhadap rasa sakit orang lain dapat menurun secara perlahan.
2. Priming atau aktivasi pikiran agresif
Ketika anak merasa stres, marah, atau terancam, otak lebih mudah memunculkan ide agresi yang pernah ia lihat dalam permainan. Misalnya saat game online miliknya dihapus, pola pikir agresif ini bisa muncul lebih cepat.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Film Agak Laen: Menyala Pantiku! 2 terus menunjukkan performa impresif di layar lebar. Berdasarkan data penayangan hingga hari ke 33,...
Varian flu baru yang disebut sebagai super flu tengah menjadi perhatian dunia medis. Varian ini dikenal sebagai Subclade K, yaitu...