Tuduhan Perdagangan Manusia: Palestina Sebut Israel ‘Menjual’ Warga Gaza ke Afrika Selatan

Kemenlu Palestina menuduh Israel menjual warga Gaza ke Afrika Selatan melalui kelompok misterius, menyebutnya sebagai perdagangan manusia. (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)
Kemenlu Palestina menuduh Israel menjual warga Gaza ke Afrika Selatan melalui kelompok misterius, menyebutnya sebagai perdagangan manusia. (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)

Kemenlu Palestina menuduh Israel menjual warga Gaza ke Afrika Selatan melalui kelompok misterius, menyebutnya sebagai perdagangan manusia

Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan keprihatinan mendalam setelah ratusan warga Gaza tiba di Afrika Selatan melalui penerbangan carter misterius. Tuduhan serius dilayangkan: Israel diduga terlibat dalam aktivitas pemindahan paksa yang menyerupai perdagangan manusia.

Asal Usul Tuduhan dan Peringatan Palestina

Menurut pernyataan resmi, Kemlu Palestina mewanti-wanti warga Gaza agar berhati-hati terhadap entitas tak resmi yang disebut “agen pemindahan” yang mencoba menyesatkan mereka. Dalam kontekstualisasi Palestina, perjalanan ini tidak sekadar relokasi kemanusiaan — melainkan potensi eksploitasi struktural atas penderitaan warga Gaza.

Kedutaan Palestina di Pretoria juga menyebut adanya perusahaan misterius yang mengorganisir perjalanan warga Gaza tanpa prosedur resmi. Mereka menyebut bahwa entitas tersebut mengumpulkan uang dari warga, memfasilitasi penerbangan irregular, kemudian meninggalkan tanggung jawab saat masalah muncul. Salah satu organisasi yang dituduh adalah Al-Majd Europe, yang menurut aktivis menagih biaya tinggi dari keluarga Gaza — antara USD 1.500 hingga USD 5.000 per orang — sebelum memindahkan mereka melalui jalur tidak konvensional.

Misteri Penerbangan dan Penahanan di Afrika Selatan

Pesawat carter yang membawa 153 warga Palestina dari Gaza mendarat di Bandara OR Tambo, Johannesburg. Namun, bandara menahan penumpang di dalam pesawat selama sekitar 12 jam. Pengelola perbatasan Afrika Selatan menyebut bahwa penumpang tidak memiliki cap keberangkatan dari Israel di paspor mereka, memicu kecurigaan.

Keputusan untuk mengizinkan sebagian penumpang turun akhirnya diambil setelah Gift of the Givers, LSM kemanusiaan, menjamin memberikan akomodasi. Dari total penumpang, 130 orang akhirnya diperbolehkan masuk dengan visa 90 hari, sementara 23 lainnya dipindahkan ke negara lain.

Tuduhan Koordinasi Israel dan Al Majd

Aktivis Afrika Selatan menuduh bahwa Al-Majd Europe bukan sekadar LSM kemanusiaan, melainkan kedok operasi yang lebih dalam. Menurut mereka, organisasi ini bekerja sama dengan otoritas Israel dan bertindak sebagai perantara pemindahan warga Gaza dalam skema yang bisa disebut “etnic cleansing” secara lambat. Israel melalui COGAT menyatakan bahwa izin penerbangan diberikan karena adanya “negara ketiga” yang setuju menerima pengungsi, tetapi tidak menyebutkan nama negara tersebut.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED