Iridium Jadi Sorotan, Ini Alasan Kenapa Nilainya Dianggap Lebih Mahal dari Emas
Selain emas, ada logam lain yang nilainya juga sangat tinggi dan bahkan kerap berada di atas harga emas. Logam tersebut...
Read more
Ilmuwan dari Universitas Johns Hopkins baru-baru ini menciptakan terobosan ilmiah yang mengejutkan: miniatur otak manusia yang dikembangkan di laboratorium dari sel punca. Penemuan ini membuka potensi besar dalam penelitian penyakit dan pengujian obat, namun juga memicu perdebatan etis di kalangan ilmuwan dan masyarakat umum.
Menurut laporan yang dikutip detikINET dari Techspot dan Live Science, otak miniatur ini dikenal sebagai organoid, yaitu struktur kecil yang meniru fungsi organ manusia. Dalam kasus ini, organoid tersebut disusun untuk meniru otak manusia, meskipun masih dalam bentuk sederhana dan berukuran sangat kecil—mirip dengan kacang kenari.
Organoid adalah kumpulan sel yang dikembangkan dari stem cell atau sel punca, dan dirancang untuk meniru struktur dan fungsi dasar organ manusia. Otak mini ini bukan otak utuh seperti yang kita miliki, tetapi struktur jaringan otak yang kompleks, cukup untuk menjalankan fungsi-fungsi dasar neuron dan sinyal elektrik.
Ilmuwan menggunakannya untuk memahami perkembangan otak, menguji obat-obatan neurologis, serta meneliti penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Namun, ketika kompleksitas struktur ini meningkat, muncul kekhawatiran bahwa organoid otak suatu hari bisa memiliki kesadaran—dan inilah yang memunculkan dilema etika.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Live Science terhadap 657 responden menanyakan satu pertanyaan sederhana namun kritis:
“Jika organoid otak memiliki kesadaran, haruskah kita bereksperimen padanya?”
Hasilnya terbagi:
23% menolak keras eksperimen terhadap organoid yang memiliki potensi sadar. Mereka menyebut bahwa makhluk seperti itu bisa merasakan sakit, takut, atau bahkan berpikir.
25% mengatakan eksperimen hanya boleh dilakukan pada organoid tanpa kesadaran, dengan pengawasan ketat.
22% menyatakan eksperimen terhadap organoid sadar bisa dilakukan dengan regulasi ketat.
19% lainnya menganggap tidak perlu ada perubahan aturan terkait eksperimen tersebut.
Sisa responden masih ragu terhadap pertanyaan ini.
Pendapat terbagi ini mencerminkan ketegangan antara perkembangan teknologi dan batasan moral.
Pertanyaan terbesar yang belum terjawab adalah: Apakah otak mini buatan bisa memiliki kesadaran? Sampai saat ini, tidak ada konsensus ilmiah yang menyatakan bahwa organoid otak benar-benar sadar, namun potensi itu kini semakin nyata.
Dalam studi terbaru dari Johns Hopkins, peneliti berhasil menghubungkan bagian-bagian berbeda dari jaringan otak mini, menciptakan sistem saraf yang lebih kompleks dari eksperimen sebelumnya. Hal ini membuat beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa aktivitas neurologis yang cukup rumit bisa memunculkan bentuk pemikiran primitif.
Meskipun masih jauh dari kesadaran seperti manusia, proyeksi jangka panjangnya mengkhawatirkan. Jika suatu saat organoid bisa mengembangkan kesadaran dasar, apakah kita tetap memiliki hak untuk mengujinya?
Implikasi dari penemuan ini tidak main-main. Jika sebuah organoid memiliki kesadaran, walau dalam tingkat rendah, apakah ia memiliki hak sebagai makhluk hidup? Apakah ia bisa merasakan penderitaan saat diuji coba?
Sejumlah pakar bioetika menyarankan agar penelitian ini diawasi oleh komite etik independen, serupa dengan perlindungan terhadap hewan laboratorium. Sementara itu, beberapa ilmuwan menyerukan pembuatan kerangka hukum global untuk membatasi eksperimen terhadap organoid dengan potensi kesadaran.
Kemajuan teknologi dalam biologi dan neuroscience memang menjanjikan solusi besar bagi dunia medis. Dengan organoid otak, para ilmuwan bisa menghindari eksperimen langsung pada manusia dan hewan dalam tahap awal uji obat.
Namun, jika eksperimen ini melampaui batas moral, kepercayaan publik terhadap sains bisa terganggu. Seperti yang diungkap oleh seorang responden dalam survei Live Science:
“Saya benar-benar tidak melihat terobosan di sini yang sepadan dengan nyawa makhluk ciptaan ini setelah mereka sadar,” katanya.
Saat ini, komunitas ilmiah masih berada di tahap awal dalam mengeksplorasi otak miniatur buatan. Sebagian besar eksperimen belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Namun, karena kompleksitas organoid semakin meningkat, diperlukan panduan etis yang kuat untuk menjaga batas eksperimen.
Beberapa langkah yang mulai dilakukan adalah:
Menetapkan standar pemantauan aktivitas saraf organoid.
Menciptakan indikator awal kemungkinan kesadaran.
Menyusun regulasi kolaboratif antara ilmuwan, pemerintah, dan etika publik.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Musim hujan sering membuat pemilik motor merasa percuma mencuci kendaraan. Hari ini dicuci, besok sudah kotor lagi. Tidak jarang motor...
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...