Trump Mendesak Microsoft Pecat Eksekutif Globalnya
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan agar Microsoft memecat salah satu petingginya, Lisa Monaco, yang menjabat sebagai Presiden Urusan Global...
Read moreTang Renjian adalah mantan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan China. Sebelum menjabat sebagai menteri, ia pernah menjabat sebagai gubernur Provinsi Gansu dari 2017 hingga 2020.
Dalam periode tertentu, ia juga memegang beberapa posisi penting di birokrasi daerah dan struktur pemerintahan pusat. Namun kariernya akhirnya tertodong kasus besar terkait suap yang dilakukan selama rentang beberapa tahun.
Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Rakyat Menengah Changchun, Provinsi Jilin, Tang dijatuhi hukuman mati karena terbukti menerima suap dalam bentuk uang tunai dan properti senilai lebih dari 268 juta yuan (setara sekitar Rp 627,3 miliar) selama masa jabatannya antara tahun 2007 hingga 2024.
Pengadilan menyatakan bahwa tindakan suap tersebut “menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi kepentingan negara dan rakyat” dan oleh sebab itu dinilai pantas diberi hukuman paling berat.
Meskipun vonisnya adalah hukuman mati, eksekusi hukuman tersebut ditangguhkan selama dua tahun. Ketentuan ini biasa diterapkan dalam praktik hukum China apabila terpidana mengakui kesalahannya dan menunjukkan penyesalan.
Dengan penangguhan ini, jika selama masa dua tahun tersebut Tang menunjukkan perilaku baik dan memenuhi syarat reformasi hukum lainnya, seringkali hukuman bisa dikonversi menjadi hukuman penjara jangka panjang. Ini sudah menjadi praktik yang pernah dipakai dalam beberapa kasus antikorupsi China.
Hukuman yang dijatuhkan kepada Tang merupakan bagian dari upaya yang lebih luas dalam kampanye antikorupsi yang digagas Presiden Xi Jinping. Kampanye ini termasuk aksi “bersih-bersih” pejabat tinggi dan penguatan kontrol internal Partai Komunis China.
Beberapa tokoh penting lainnya juga telah diselidiki atau dijatuhi sanksi dalam kampanye yang sama, seperti Menteri Pertahanan Li Shangfu dan pendahulunya Wei Fenghe.
Setelah Tang, penggantinya di posisi menteri, Dong Jun, juga dilaporkan ikut diselidiki terkait tuduhan korupsi.
Kampanye antikorupsi ini menjadi bagian strategi politik dalam memperkuat legitimasi pemerintahan, sekaligus menegaskan komitmen terhadap penegakan hukum dalam negeri China. Namun, kritik menyebut aspek politik dan pertarungan internal juga berperan dalam penargetan pejabat.
Vonis mati terhadap Tang Renjian menarik perhatian banyak pihak, baik dalam negeri China maupun luar negeri. Bagi pendukung kampanye antikorupsi, ini menjadi bukti kesungguhan penegakan hukum terhadap pejabat tinggi.
Namun, bagi para pengamat politik China, vonis ini juga bisa dilihat sebagai bagian dari manuver internal partai — di mana pejabat yang lemah posisi politiknya atau dianggap tidak setia bisa dijadikan target dalam bingkai antikorupsi.
Selain aspek hukum, kasus ini memperingatkan pejabat publik dan birokrat akan risiko tinggi dari praktik penyalahgunaan jabatan. Kesadaran bahwa tuntutan suap dapat berujung hukuman mati (meski ditangguhkan) menjadi sinyal tegas dari sistem peradilan China.
Media lokal SindoNews juga melaporkan bahwa nilai suap yang disebut melebihi Rp 628 miliar dalam sejumlah bentuk, konsisten dengan data dari laporan Xinhua.
Sedangkan situs DepokPos juga memuat versi liputan yang menyebut bahwa tanggung jawab Tang merugikan negara begitu besar sehingga hukuman berat diberlakukan.
Dalam liputan tersebut disebutkan bahwa Tang pernah menjabat sebagai wakil ketua daerah otonom Guangxi, selain posisinya di provinsi Gansu.
Sumber: DetikNews / BBC World
Referensi tambahan: SindoNews
Referensi tambahan: DepokPos
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan agar Microsoft memecat salah satu petingginya, Lisa Monaco, yang menjabat sebagai Presiden Urusan Global...
Read moreLaptop kini menjadi perangkat wajib bagi pelajar dan mahasiswa. Mulai dari mengerjakan tugas, mengikuti kelas daring, presentasi, riset, hingga hiburan...
Media sosial kini menjadi bagian dari identitas digital kita — tempat berbagi cerita, foto, interaksi, dan kadang urusan penting seperti...