Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
PT Pertamina (Persero) memperluas penggunaan teknologi Multistage Fracturing (MSF) sebagai strategi utama meningkatkan produksi minyak dan gas sekaligus menekan biaya operasional di sektor hulu. Berdasarkan data dari Pertamina, teknologi ini telah diimplementasikan dalam Project MSF yang dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan menjadi yang pertama diterapkan secara penuh oleh perusahaan migas nasional.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa inovasi tersebut merupakan langkah strategis yang selaras dengan mandat pemerintah untuk mengakselerasi produksi energi nasional. Menurut Simon, Presiden Prabowo memberikan arahan kepada Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi melalui peningkatan produksi di hulu. “Pemerintah saat ini terus mendorong Pertamina untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi, salah satunya adalah semakin agresif meningkatkan produksi di hulu,” kata Simon saat kunjungan kerja ke proyek MSF di Riau.
Simon menjelaskan bahwa bisnis hulu Pertamina harus semakin efisien dan produktif melalui pemanfaatan teknologi yang aman dan terukur. Ia menilai MSF membuka ruang peningkatan produksi secara berkelanjutan dan mampu memperluas peluang optimalisasi cadangan migas nasional. “Target tersebut akan terus diusahakan oleh Pertamina, di mana perusahaan akan melakukan banyak inisiatif agar produksi terus tumbuh,” ujar Simon.
Dukungan terhadap proyek MSF juga datang dari SKK Migas. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan bahwa keberhasilan Pertamina menjadi pionir dalam MSF menunjukkan kapasitas nasional dalam menguasai teknologi hulu yang sebelumnya banyak didominasi perusahaan internasional. “Inovasi yang dilakukan Pertamina melalui teknologi Multistage Fracturing ini menjadi lompatan besar bagi industri hulu migas Indonesia. SKK Migas mendukung penuh langkah strategis peningkatan produksi untuk sekaligus memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri,” kata Djoko.
Teknologi Multistage Fracturing sendiri merupakan metode rekahan berlapis di sumur horizontal. Dalam praktiknya, teknologi ini menciptakan beberapa rekahan di sepanjang jalur sumur untuk memaksimalkan penyaluran minyak dan gas dari reservoir, sehingga satu sumur horizontal dapat menghasilkan produksi yang lebih besar. Teknologi ini telah menjadi standar global di industri migas, dan penerapannya di Indonesia membuka peluang efisiensi baru bagi sektor hulu nasional.
Wakil Direktur Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan bahwa penerapan MSF oleh PHR terbukti mampu menekan biaya sekaligus mempercepat proses pemboran serta komplesi sumur. Menurut Oki, efisiensi tersebut tercapai berkat penggunaan smart coiled tubing dan sistem one-run plug and perf di setiap tahapannya. “Konfigurasi ini menjadi yang pertama di Indonesia, menandai terobosan signifikan dalam efisiensi waktu, logistik, dan biaya operasi MSF,” ujar Oki.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan implementasi awal di tahun 2024 menjadi dasar pengembangan lanjutan sepanjang 2025 hingga 2026. Oki juga mengapresiasi kolaborasi lintas fungsi di internal Pertamina Group dalam menjalankan proyek ini. “Keberhasilan proyek ini menunjukkan kemampuan dan semangat inovasi anak bangsa dalam menguasai teknologi perminyakan berstandar global,” kata Oki.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...