Cara Efektif Membersihkan Besi Panggangan yang Berminyak dan Gosong
Besi panggangan adalah salah satu peralatan yang paling sering digunakan saat memasak di atas api. Namun, setelah beberapa kali memanggang,...
Read more
Liburan sering dianggap hanya memberi kebahagiaan sesaat. Namun, studi terbaru menantang anggapan tersebut. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Psychology, dampak positif liburan terhadap kesejahteraan mental ternyata bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan.
Menurut Ryan S Grant sebagai peneliti utama, timnya menganalisis 32 studi yang menilai perubahan kondisi psikologis seseorang sebelum, saat, dan setelah liburan. Indikator yang digunakan mencakup stres, burnout, kepuasan hidup, kebahagiaan, kualitas tidur, hingga kelelahan fisik.
Hasilnya menunjukkan, liburan memberikan dorongan besar pada kondisi mental, terutama ketika sedang dijalani. Selama libur, tingkat stres menurun, suasana hati membaik, dan beban pikiran terasa lebih ringan. Hal ini karena tubuh dan pikiran akhirnya mendapat ruang untuk beristirahat dari tekanan rutinitas.
Berdasarkan temuan tim peneliti, aktivitas yang dilakukan selama liburan sangat memengaruhi manfaat yang dirasakan. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, olahraga ringan, atau menjelajah destinasi memberikan dampak lebih positif. Aktivitas sosial seperti berkumpul dengan keluarga atau teman juga meningkatkan rasa bahagia.
Sebaliknya, aktivitas pasif tanpa tujuan tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap kesejahteraan. Karena itu, cara menikmati liburan menjadi faktor penting dalam menentukan seberapa besar manfaat yang diperoleh.
Yang tidak kalah penting, peneliti menemukan bahwa kemampuan seseorang untuk benar-benar melepaskan diri dari pekerjaan menjadi kunci utama. Semakin jauh seseorang memisahkan urusan kerja dari liburan, semakin besar manfaat yang dirasakan.
Menariknya, dampak liburan tidak langsung hilang ketika seseorang kembali bekerja. Berdasarkan hasil analisis, efek positif liburan masih bisa terasa hingga sekitar tiga minggu setelah liburan berakhir, bahkan diperkirakan bisa bertahan lebih dari satu bulan.
Durasi dan jenis liburan juga memengaruhi daya tahan manfaat tersebut. Liburan yang mengombinasikan waktu di rumah dan bepergian justru memberi dampak lebih stabil bagi kesejahteraan. Sementara itu, liburan yang panjang memang membuat kebahagiaan meningkat saat berlangsung, tetapi efeknya bisa memudar lebih cepat setelah rutinitas mulai kembali.
Peneliti juga menilai beberapa faktor yang memengaruhi manfaat liburan, seperti:
Aktivitas fisik
Aktivitas sosial
Kemampuan memisahkan pekerjaan dari liburan
Kebebasan mengatur waktu liburan sendiri
Peluang belajar hal baru saat liburan
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Perjalanan Persib Bandung untuk meraih gelar di AFC Champions League Two (ACL 2) 2025/2026 dipastikan lebih menantang setelah hasil drawing...
Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sering dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian jarak jauh. Bagi pemilik mobil listrik, perjalanan panjang membutuhkan...