Nasib Gerald Vanenburg Dipertanyakan Pasca-Kegagalan Garuda Muda ke Piala Asia U-23
Kegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Read moreJauh sebelum hari besar datang, Jay Idzes sebenarnya belum tampil di laga pertama Sassuolo musim ini lawan Napoli—jadi hanya duduk di bangku cadangan saat tim kalah 0-2. Tapi pelatih Fabio Grosso kemudian memberinya kesempatan di giornata kedua, saat bertandang ke markas Cremonese, di mana kiper tim lawan adalah Emil Audero, kiper timnas Indonesia juga. Momen unik ini jadi sorotan—duel batin antar dua pemain negeri di liga top Eropa.
Saat babak pertama dimulai, suasana langsung panas. Cremonese berhasil unggul dua gol lewat Filippo Terracciano dan Franco Vázquez. Sassuolo sempat mencoba bangkit lewat Andrea Pinamonti dan penalti Domenico Berardi, skor imbang di babak kedua sempat disyukuri. Tapi drama makin menegangkan saat Manuel De Luca mencetak gol kemenangan di injury time, membalikkan skor jadi 3-2 untuk Cremonese.
Bicara soal performa individu, Jay bermain penuh selama 90 menit. Catatan statistik via Sofascore menunjukkan Jay membuat empat sapuan tegas, memenangkan dua duel udara, dan mencetak akurasi umpan 67 dari 68 percobaan—cukup impresif untuk pertama kalinya tampil di lini belakang Sassuolo. Skornya 6,2—selevel bek lain, Sebastian Walukiewicz, dan lebih solid dari Josh Doig (5,7).
Transfer ke Sassuolo sendiri merupakan langkah besar buat Jay. Diboyong senilai 8 juta euro—ditambah bonus kemungkinan hingga Juni 2029 kontraknya—membuatnya jadi salah satu transfer paling mahal dari kawasan Asia Tenggara musim ini.
Bayangkan dua pemain keturunan Indonesia saling berhadap-hadapan di Serie A, liga top Eropa—tentunya bukan pemandangan yang biasa. Momen ini disorot penggemar Tanah Air, dengan tagar-hashtag dan apresiasi tertulis di sosial media. Adalah Jay sebagai debutan di Sassuolo, dan Emil Audero berdiri berdiri di bawah mistar—dengan skil masing-masing menjadi pembeda.
Sebagai bek tengah towering asal Belanda-Indonesia (menurut sumber Wikipedia, tinggi badan 1,90 m), Jay pernah melalui jalur sepakbola Eropa klasik: debut di Eerste Divisie, berkarier di Go Ahead Eagles, lalu Venezia, dan sekarang Sassuolo. Prosesnya menunjukkan konsistensi dari liga kedua hingga puncak tertinggi Serie A. Di Sassuolo, ia sudah mencatat 1 penampilan sejauh ini.
Transfer ini merupakan perkembangan karier penting buat Jay. Untuk sebuah klub yang baru promosi—Sassuolo pun baru saja kembali ke Serie A—rekrut Jay bisa dipandang sebagai langkah ambisius untuk memantapkan lini pertahanan dengan darah muda berbakat, sekaligus membawa nama Indonesia semakin dikenal di Eropa.
Sementara kami menyebut debut berakhir pahit karena kekalahan 2-3, media Italia juga mencatat Jay tidak jadi starter pekan pertama (vs Napoli)—yang akhirnya menambah drama bahwa debut ini begitu ditunggu-tunggu. Pelatih pun melihat ada kesalahan fatal yang belakangan dievaluasi usai pertandingan. Semua ini jadi bagian narasi mengapa debut selalu penuh tekanan sekaligus peluang besar.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Kegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Read moreKegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Tape Singkong, Superfood Nusantara yang Sering Diremehkan Selama ini banyak orang beranggapan bahwa makanan sehat selalu identik dengan harga mahal...