BPS Catat Kenaikan Pengeluaran dan Peningkatan Kualitas Hidup Nasional
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pengeluaran riil per kapita masyarakat Indonesia pada 2025 mencapai Rp 12.802.000 per tahun, atau sekitar Rp 1.066.833 per bulan. Angka tersebut naik sebesar Rp 461 ribu dibandingkan dengan tahun 2024.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan daya beli serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan sebesar Rp 12.802.000. Artinya rata-rata pengeluaran riil penduduk Indonesia tahun 2025 mencapai Rp 12,8 juta untuk satu tahun per orang,” kata Edy dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Edy menjelaskan bahwa pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan merupakan rata-rata konsumsi penduduk per tahun berdasarkan harga konstan tahun 2012, dengan wilayah rujukan Jakarta Selatan. Komponen ini menjadi salah satu indikator penting dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nasional.
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Meningkat
Berdasarkan data BPS, IPM Indonesia pada 2025 mencapai 75,90, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 75,02. Kenaikan tersebut menandakan adanya peningkatan kualitas hidup penduduk, terutama dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Beberapa komponen utama yang mendorong peningkatan IPM antara lain:
Umur harapan hidup dari saat lahir yang naik menjadi 74,47 tahun, menunjukkan perbaikan kualitas kesehatan masyarakat.
Rata-rata lama sekolah mencapai 9,07 tahun, yang berarti penduduk usia 25 tahun ke atas rata-rata menempuh pendidikan hingga setara kelas 3 SMP.
“Rata-rata lama sekolah 9,07 tahun menandakan kemajuan pendidikan nasional yang cukup signifikan,” terang Edy.
DKI Jakarta Masih Tertinggi, Papua Pegunungan Terendah
Secara spasial, BPS mencatat bahwa DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan IPM tertinggi di Indonesia, mencapai 85,05. Disusul oleh DI Yogyakarta dengan 82,48 dan Kepulauan Riau sebesar 80,53. Ketiga provinsi tersebut masuk dalam kategori tinggi.
Sementara itu, Provinsi Papua Pegunungan mencatat IPM terendah, yaitu 54,91. Meski begitu, sejumlah daerah menunjukkan peningkatan signifikan, termasuk Provinsi Jawa Barat, yang mengalami kenaikan tertinggi sebesar 0,98 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan IPM di berbagai wilayah menunjukkan upaya pemerintah daerah dalam memperluas akses pendidikan, layanan kesehatan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berjalan efektif.
Referensi: DetikFinance