Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Pernahkah kamu merasa ingin dekat dengan seseorang, tapi justru menarik diri ketika hubungan mulai serius? Atau merasa cemas ditinggalkan, namun tetap menjaga jarak agar tidak terlalu terikat? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami fearful avoidant attachment.
Menurut Kompas, gaya keterikatan ini sering terjadi pada orang dewasa yang mengalami pola pengasuhan tidak konsisten saat kecil. Dalam dunia psikologi, fearful avoidant juga dikenal sebagai disorganized attachment, yaitu gaya keterikatan yang membingungkan dan penuh pertentangan antara keinginan dan ketakutan terhadap kedekatan.
Fearful avoidant attachment merupakan salah satu dari empat gaya keterikatan dalam teori attachment style. Gaya ini ditandai oleh konflik batin yang kuat, yaitu keinginan akan hubungan yang dekat, namun disertai dengan ketakutan akan kedekatan itu sendiri.
Melansir dari Verywell Mind, individu dengan gaya ini biasanya:
Ingin dicintai dan merasa aman
Tapi juga takut disakiti atau ditolak
Sehingga sering menjauh saat hubungan makin dekat
Hasilnya, hubungan mereka cenderung penuh dinamika emosional, sulit diprediksi, dan mudah menimbulkan konflik.
Medwin Wisnu Prabowo, M.Psi., Psikolog, dalam siaran Radio Kesehatan Kemenkes RI, menyebut bahwa gaya keterikatan adalah cara seseorang menjalin dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
โAttachment style itu adalah gaya atau cara kita berinteraksi dengan orang lain,โ kata Medwin.
Dalam kasus fearful avoidant, gaya interaksi ini berkembang karena pengalaman masa kecil yang penuh ketegangan, misalnya:
Pengasuh yang kadang penuh kasih, tapi juga bisa marah atau menolak
Lingkungan rumah yang tidak stabil
Trauma, kehilangan orang tua, atau kekerasan emosional
Kondisi ini membuat anak belajar bahwa kedekatan bisa berbahaya, karena figur pengasuh adalah sumber cinta sekaligus sumber luka.
Orang dewasa dengan gaya keterikatan ini biasanya mengalami konflik batin yang terus-menerus. Berikut beberapa tanda umum yang bisa dikenali:
Ingin dekat tapi menjauh saat hubungan serius
Ketika hubungan mulai terasa emosional, mereka mulai menarik diri karena takut disakiti.
Sulit mempercayai orang lain
Bahkan kepada pasangan dekat, mereka menyimpan rasa curiga dan kekhawatiran berlebih.
Cemas ditinggalkan, tapi tetap menjaga jarak
Mereka ingin kehadiran pasangan, tapi juga takut terikat terlalu dalam.
Perubahan emosi yang ekstrem
Bisa tampak hangat di satu waktu, lalu tiba-tiba dingin dan tertutup.
Sulit mengungkapkan perasaan
Mereka cenderung menyembunyikan emosi atau merasa tidak nyaman membicarakan hal-hal pribadi.
Menurut Verywell Health, kondisi ini menyebabkan mereka merasa dicintai tapi juga takut ditolak, sehingga sulit membangun hubungan yang stabil.
Gaya keterikatan ini bisa memicu berbagai tantangan dalam hubungan:
Pasangan menjadi bingung karena perubahan sikap yang tiba-tiba
Muncul konflik berulang karena kebutuhan emosional tidak terpenuhi
Ketegangan meningkat saat salah satu pihak butuh kedekatan, tapi yang lain justru menjauh
Kesulitan membangun kepercayaan dan komunikasi yang sehat
Dalam jangka panjang, hubungan yang dipengaruhi oleh fearful avoidant bisa berakhir karena keletihan emosional dari kedua belah pihak.
Menurut Verywell Mind, gaya keterikatan ini berkembang dari:
Pengasuhan tidak konsisten: misalnya, saat anak kadang dipeluk tapi kadang juga dimarahi tanpa alasan jelas
Pengalaman trauma: seperti perceraian, kekerasan rumah tangga, atau kehilangan
Kekerasan emosional: pelecehan verbal, penghinaan, atau penolakan dari figur yang seharusnya melindungi
Pengalaman-pengalaman ini menciptakan pemahaman bahwa kedekatan bisa membahayakan, sehingga orang dewasa yang tumbuh dengan gaya ini cenderung menghindari hubungan emosional yang intens.
Kabar baiknya, gaya keterikatan ini bisa diubah menjadi lebih aman dengan kesadaran dan dukungan yang tepat. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Langkah pertama adalah mengenali dan menerima bahwa kamu memiliki pola fearful avoidant. Sadari reaksi otomatis saat:
Pasangan mulai terlalu dekat
Kamu merasa ingin menjauh tanpa sebab jelas
Rasa takut muncul saat hubungan terasa nyaman
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
๐ฑ Saluran Trenmedia ๐ณ Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang โ update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...