Tragedi 11 September 2001 — atau biasa disebut 9/11 — adalah serangkaian serangan teroris yang mengguncang Amerika Serikat dan dunia. Peristiwa ini dilakukan oleh kelompok al-Qaeda dan berlangsung pada pagi hari Selasa, 11 September 2001.
Awal Terjadinya Serangan
Pada hari itu, 19 orang anggota al-Qaeda membajak empat pesawat komersial. Targetnya adalah objek-objek penting: dua pesawat diarahkan ke Twin Towers di New York City, satu ke Pentagon di Arlington County (Virginia), dan satu lagi, yang dikenal sebagai Flight 93, jatuh di sebuah area rural di Pennsylvania setelah penumpang melakukan perlawanan.
Waktu & Kronologi
Sekitar 8:46 pagi waktu setempat: Pesawat pertama (American Airlines Flight 11) menabrak Menara Utara (North Tower) di World Trade Center.
Pukul 9:03 pagi: Pesawat kedua (United Airlines Flight 175) menghantam Menara Selatan (South Tower).
Pukul 9:37 pagi: Pesawat ketiga diterbangkan ke Pentagon, pusat Departemen Pertahanan AS.
Pesawat keempat (Flight 93) jatuh di lahan terbuka di Pennsylvania sekitar 10:03 pagi, setelah penumpang berusaha merebut kontrol dari pembajak.
Dampak Fisik & Korban Jiwa
Total korban tewas mencapai sekitar 2.996 orang, termasuk para pembajak.
Korban bukan hanya penumpang pesawat, tetapi juga pekerja di gedung-gedung World Trade Center, petugas pemadam kebakaran, polisi, dan warga sekitar.
Banyak korban mengalami luka fisik maupun gangguan kesehatan jangka panjang akibat paparan debu dan zat berbahaya pada reruntuhan, terutama di area Ground Zero, lokasi jatuh dan runtuhnya Twin Towers.
Motivasi dan Pelaku
Pelaku serangan adalah al-Qaeda, kelompok ekstremis Islamis yang dipimpin Osama bin Laden.
Salah satu rencana utama al-Qaeda adalah menyerang simbol kekuatan ekonomi, militer, dan politik Amerika Serikat. Twin Towers, Pentagon, semuanya simbol tersebut.
Hijacker dibagi menjadi beberapa tim, masing-masing dengan target dan pesawatnya sendiri. Para pembajak telah menjalani pelatihan penerbangan dan persiapan lainnya jauh sebelum hari itu.
Runtuhnya Twin Towers dan Reaksi Dunia
Ketika pesawat menabrak menara, kerusakan struktural dan kebakaran dahsyat terjadi. Bahan bakar pesawat membuat api berkobar hebat, memanaskan baja struktur, dan akhirnya menyebabkan kedua menara runtuh dalam waktu kurang lebih satu hingga dua jam setelah benturan.
Gedung-gedung lain di kompleks World Trade Center juga hancur, termasuk gedung-pendukung dan gedung-penghubung yang terkena dampak kolapsnya menara.
Serangan ini memicu gelombang kemarahan internasional, simpati kepada korban, serta solidaritas besar antarnegara. Banyak negara mengecam aksi terorisme tersebut dan memperkuat kebijakan keamanan mereka.
War On Terror dan Dampak Jangka Panjang
Setelah insiden ini, Presiden AS waktu itu, George W. Bush, mengumumkan War on Terror. Kebijakan ini mencakup operasi militer terhadap Taliban di Afghanistan, operasi intelijen, serta pengamanan bandara dan protokol keamanan publik diperketat.
Penyelidikan besar dibentuk: 9/11 Commission bertugas menyusun laporan lengkap, mencari tahu bagaimana serangan bisa terjadi, siapa pelakunya, dan bagaimana kelemahan sistem pertahanan serta intelijen bisa diatasi.
Selain dampak politik dan militer, efek psikologis dan sosial sangat besar. Trauma bagi keluarga korban, masyarakat New York khususnya, serta efek terhadap kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS.
Efek Hidup Sehari-hari & Kenangan Global
Bangunan World Trade Center tidak dibangun kembali dalam bentuk yang persis sama; di lokasi itu dibangun memorial dan museum untuk mengenang korban.
Setiap tahunnya, tanggal 11 September diperingati di AS dan banyak negara sebagai hari mengenang korban; berbagai kegiatan memorial dan upaya edukasi terus dilakukan agar tragedi ini tidak terlupakan.
Riset kesehatan menunjukkan bahwa banyak penyintas dan petugas penyelamat yang mengalami gangguan pernapasan, kanker, dan kondisi kesehatan serius lain akibat paparan debu dan zat berbahaya di lokasi serangan.