Pasar keuangan Indonesia menunjukkan ketahanan yang layak diapresiasi setelah demo mereda. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah tetap bertahan di zona hijau, sekalipun investor asing masih mencatat penjualan obligasi.
IHSG menutup pekan sebelumnya dengan performa positif. Sementara itu, nilai rupiah sempat menguat tipis dan stabil di sekitar level Rp 16.395 per dolar AS. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pasar mulai merespons meredanya ketegangan politik dengan kembali pada pola perdagangan normal.
Namun, perhatian kini bergeser pada sentimen global, terutama dari Amerika Serikat. Sentimen eksternal dianggap sangat berpengaruh pada momentum berikutnya. Aksi investor lokal yang cenderung wait-and-see masih terlihat, dan pergerakan IHSG serta rupiah akan sangat dipengaruhi oleh sinyal dari pasar AS dalam waktu dekat.
Bank Indonesia memastikan posisinya siap mendukung. Gubernur Bank Indonesia melalui Wakil Kepala Departemen Moneter, Erwin Gunawan Hutapea, menyatakan bahwa BI akan tetap melakukan intervensi pasar bila diperlukan agar pergerakan rupiah tetap mencerminkan fundamental ekonomi.
Pemerintah dan otoritas pasar pun menaruh harapan pada komunikasi efektif untuk menjaga kepercayaan investor, baik domestik maupun asing. Mereka berharap stabilitas politik akan memberikan ruang bagi pasar untuk pulih, sembari menghadapi tantangan dari eksternal seperti data ekonomi dan kebijakan global, terutama dari Amerika.