RK dan Lisa Mariana Serahkan Hasil Tes DNA ke Pengacara Hari Ini

Hari yang ditunggu akhirnya tiba: hasil tes DNA dari Ridwan Kamil (yang akrab disapa RK), Lisa Mariana, dan anak mereka yang berinisial CA resmi diumumkan hari ini di Bareskrim Polri, Jakarta. Tapi, suasana di sana terasa beda—karena yang hadir bukan mereka langsung, melainkan pengacara masing-masing.

Siapa yang hadir, dan kenapa itu penting?

Untuk RK, kehadirannya diwakilkan oleh pengacaranya, Muslim Jaya Butarbutar. Menurut Muslim, RK sedang sibuk dengan urusan profesional yang tak bisa ditinggalkan. Meski begitu, RK memang hadir saat pengambilan sampel DNA dulu. “Untuk hal-hal teknis dan administratif, termasuk menerima hasil DNA hari ini, menjadi tugas kuasa hukum,” jelasnya.

Sedangkan pihak Lisa Mariana juga sama: diwakili Jhon Boy Nababan, yang memastikan akan mewakili sang klien saat pengumuman. Lisa sendiri tidak hadir secara langsung.

Jadi, baik RK maupun Lisa memilih untuk menyaksikan hasil ini melalui kuasa hukum mereka—sebuah langkah yang dalam situasi formal seperti ini cukup bisa dimaklumi, apalagi ketika posisinya sangat krusial.

Prosesnya bagaimana sih sebenarnya?

Kita mundur sedikit ke tanggal 7 Agustus lalu—hari itu, RK, Lisa Mariana, dan anak inisial CA menjalani tes DNA di Gedung Bareskrim Polri. Mereka tidak bertemu satu sama lain saat pengambilan sampel. Kemudian, sampel darah dan air liur mereka dikirim ke Pusdokkes Polri (Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan Polri) untuk diuji. Penyelidikan ini terkait laporan RK terhadap Lisa karena tuduhan pencemaran nama baik, atas klaim bahwa CA adalah anaknya.

Kemudian, pihak lab memperkirakan hasil keluar dalam waktu 5 hingga 10 hari. Tepat hari ini, hasil itu resmi diumumkan. Seperti yang disampaikan oleh Brigjen Sumy Hastry Purwanti (Karo Labdokkes Pusdokkes Polri): “Besok (hari ini) hasil tes DNA akan diumumkan.” Lagipula, Kombes Rizki Agung Prakoso, Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim, juga mengonfirmasi hal serupa.

Respons kuasa hukum: siap terima apa pun hasilnya

Dari pihak RK, pengacaranya menegaskan bahwa kliennya “akan menerima hasil itu dengan tanggung jawab penuh”. Ia menyadari betul bahwa soal ini sangat menyentuh reputasi dan relasi mereka yang terlibat secara pribadi.

Muslim bahkan sempat bilang kalau ada dua skenario yang mereka antisipasi:

• Kalau hasil DNA tidak cocok, itu memperkuat dasar hukum laporan pencemaran nama baik.

• Kalau ternyata cocok, RK tidak akan lari dari tanggung jawab — bahkan siap menerima konsekuensinya secara hukum dan moral.

Sementara itu, meski Lisa dikabarkan optimis, tetapi kuasa hukumnya masih mempertahankan sikap menunggu hasil resmi keluar dulu.

Lisa juga sempat mengunggah cuplikan wawancara pengacaranya di Instagram—sebagai bentuk apresiasi terhadap sikap profesional yang ditunjukkan.

Kenapa momen ini dianggap penting banyak orang?

1. Kasus dengan unsur publik
   Ini bukan sekadar ranah pribadi—melainkan masuk ranah hukum pidana. Tuduhan pencemaran nama baik yang dilaporkan menggunakan Undang-undang ITE membuatnya menjadi perhatian publik. Pilihan menjalani tes DNA membawa proses ke arah bukti ilmiah, bukan opini.

2. Proses yang transparan (atau terlihat begitu)
   Bahkan saat mereka absen hadir, keterlibatan pengacara, jadwal resmi, dan penegasan dari pihak lab dan penyidik membuat proses terasa lebih transparan dan kredibel. Tidak ada manipulasi — semua berdasarkan prosedur forensik.

3. Simbol hukum bertemu emosi
   Kita bicara soal isu sensitif dalam kehidupan pribadi yang jadi ramai dibicarakan publik. Jadi, bagaimana hukum bisa jadi penengah—melalui tes DNA menjadi semacam “pengadil objektif” dalam kasus ini.

4. Momentum puncak penyidikan
   Hari ini jadi titik balik—selama ini ada banyak rumor, klaim, dan spekulasi. Hasil DNA menjadi titik validasi: apakah tudingan itu benar atau tidak?