836 Ribu Anak di Indonesia Belum Imunisasi, Kemenkes Ungkap Dampak dan Penyebabnya

Kemenkes mencatat 836 ribu anak di Indonesia belum pernah diimunisasi. Angka ini menurun dari tahun lalu namun masih tergolong tinggi. (Foto: Alodokter)
Kemenkes mencatat 836 ribu anak di Indonesia belum pernah diimunisasi. Angka ini menurun dari tahun lalu namun masih tergolong tinggi. (Foto: Alodokter)

Kemenkes mencatat 836 ribu anak di Indonesia belum pernah diimunisasi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengungkapkan jumlah anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi sama sekali atau zero-dose masih cukup tinggi pada tahun 2025. Berdasarkan data terbaru, tercatat ada 836.789 anak di Indonesia yang belum menerima satu pun jenis imunisasi dasar.

Meskipun angka ini menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 973.378 kasus, jumlahnya masih jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 dengan 372.965 kasus. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena imunisasi berperan penting dalam mencegah penyakit menular dan mencegah munculnya kejadian luar biasa (KLB).

Menurut Direktur Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, Indonesia saat ini menempati peringkat keenam dunia sebagai negara dengan jumlah anak zero-dose terbanyak.
“Saat ini kita menduduki peringkat keenam di dunia untuk negara yang jumlah anaknya belum mendapatkan imunisasi,” kata Prima saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (15/10).


Ratusan Kasus Wabah Masih Terjadi di 2025

Sepanjang tahun 2025 hingga pekan ke-36, Kemenkes mencatat ratusan KLB masih terjadi di berbagai daerah Indonesia. Berdasarkan data resmi, terdapat 66 KLB campak di 52 kabupaten/kota, 198 KLB pertusis di 133 kabupaten/kota, dan 57 KLB difteri di 50 kabupaten/kota.

Prima menjelaskan, jika anak belum mendapatkan imunisasi lengkap, maka risiko penularan penyakit akan meningkat.
“Kalau kena ya bisa menularkan kepada anak-anak lain di sekitarnya. Kalau anak-anak yang nggak diimunisasi berkumpul di satu tempat, tentu nggak terbentuk kekebalan kelompoknya,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi seperti ini dapat memicu munculnya wabah berskala kecil yang berpotensi menyebar luas. Karena itu, kelengkapan imunisasi harus terus dikejar agar Indonesia tidak kembali mengalami peningkatan KLB di tahun-tahun mendatang.


Keraguan Masyarakat Jadi Faktor Utama

Selain faktor akses dan logistik, keraguan terhadap imunisasi (vaccine hesitancy) menjadi penyebab utama masih tingginya angka anak zero-dose. Prima menyebut, masih banyak orang tua yang terpengaruh informasi keliru mengenai vaksin.

“Adanya keraguan vaccine hesitancy masyarakat. Karena mereka bingung, di satu pihak mendapat kabar pentingnya imunisasi, tapi di lain pihak banyak yang menyuarakan ‘hati-hati dengan imunisasi’. Kita perlu bergandengan tangan untuk mengubah keraguan ini menjadi kepastian,” tandasnya.

Data survei UNICEF Nielsen 2023 menunjukkan sekitar 12 persen orang tua di Indonesia mengaku takut efek samping imunisasi. Selain itu, faktor lain seperti ketakutan anak disuntik lebih dari sekali, jadwal imunisasi yang tidak sesuai, biaya transportasi, hingga akses layanan kesehatan yang sulit juga berpengaruh terhadap rendahnya angka cakupan imunisasi.


Lima Provinsi dengan Anak Zero-Dose Terbanyak

Kemenkes mencatat lima provinsi dengan jumlah anak belum imunisasi (zero-dose) terbanyak pada tahun 2025 sebagai berikut:

  1. Jawa Tengah – 158.941 anak

  2. Jawa Timur – 79.973 anak

  3. Sumatera Utara – 66.886 anak

  4. Jawa Barat – 55.936 anak

  5. Lampung – 41.169 anak

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED