Prabowo Lantik Menteri Baru, Erick Thohir Resmi Jabat Menpora
Istana Negara kembali menjadi saksi dari momen bersejarah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pada Rabu, 17 September 2025, Prabowo secara resmi...
Read moreKasus ini mengacu pada penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN di Jakarta, berinisial MIP (± 37 tahun). Jasadnya ditemukan di wilayah persawahan di Bekasi dalam kondisi mengenaskan—tangan dan kaki terikat, mata dilakban, terdapat luka akibat benda tumpul
15 tersangka telah ditetapkan oleh pihak kepolisian. Mereka dibagi ke dalam beberapa klaster sesuai peran, seperti:
tim pengintai (yang mengikuti korban),
tim penculikan dan penjemputan paksa,
tim eksekusi / penganiayaan yang menyebabkan kematian korban.
Ada pula tokoh intelektual, yaitu pihak yang diduga memerintahkan atau merencanakan operasi. Salah satu contohnya adalah seorang pengusaha bimbingan belajar online, Dwi Hartono, yang disebut sebagai aktor intelektual.
Keterlibatan aparat / oknum TNI muncul dalam beberapa fase, termasuk:
Kopda FH, oknum TNI yang ditetapkan sebagai tersangka, berperan sebagai perantara / “penjemput paksa”.
Serka N, TNI lainnya, ikut dalam operasi penculikan dan pengalihan korban.
Motif yang terungkap salah satunya adalah dorongan materi; Kopda FH dan Serka N dikatakan memberi “iming-iming” uang kepada pihak lain agar pelaku melakukan penculikan. Jumlah yang disebut mencapai sekitar Rp 100 juta.
Kronologi versi pihak pelaku menyebut bahwa ada pihak “F” (inisial) yang memberi instruksi. “F” ini diduga oknum yang berada dalam aparat, yang mengatur atau menjadi perantara antara pelaku sipil dengan oknum TNI, termasuk masalah pengarahan dan distribusi korban.
Karena operasi ini bukan hanya “aksi spontan” melainkan terstruktur: melibatkan pemantauan, penjemputan, perpindahan korban, dan akhirnya tindakan penganiayaan & eksekusi. Proses yang kompleks seperti ini sangat memerlukan koordinasi dan banyak pelaku.
Oknum TNI dipakai baik sebagai perantara maupun pelaksana dalam beberapa segmen aksi tersebut, yang membuat jumlah pihak terlibat bertambah.
Uang menjadi faktor pendorong: janji imbalan / bayaran untuk pelaku dan pihak-pihak yang membantu menjadikan kasus ini bukan lagi perampokan biasa melainkan kolaborasi antara pelaku sipil dan oknum aparat.
Pihak TNI (Pomdam Jaya) dan Polisi Militer sudah mengonfirmasi bahwa mereka sedang mendalami dugaan keterlibatan anggota TNI dalam kasus ini.
Ada juga permintaan perlindungan hukum dari kuasa hukum beberapa tersangka terhadap Panglima TNI dan Kapolri, karena dugaan bahwa oknum aparat terlibat.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Istana Negara kembali menjadi saksi dari momen bersejarah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pada Rabu, 17 September 2025, Prabowo secara resmi...
Read moreDi era digital seperti sekarang, gadget bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan penunjang produktivitas. Pelajar membutuhkan gadget untuk belajar daring,...
Era kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan teknologi. Jika dulu komputer hanya digunakan untuk...