Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal kondisi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau yang kini dikenal dengan nama Whoosh. Ia mengaku proyek tersebut sudah dalam kondisi bermasalah saat dirinya ditugaskan untuk menangani.
“Jadi memang saya menerima proyek (Whoosh) sudah busuk itu barang,” kata Luhut di Jakarta, Kamis (16/10).
Menurut Luhut, berbagai persoalan yang muncul pada proyek kereta cepat itu bukan hal sepele. Masalah terjadi mulai dari pembengkakan biaya, manajemen konstruksi yang tidak tertata, hingga pelanggaran teknis di lapangan.
Berdasarkan catatan dari lembaga ekonomi dan laporan pemerintah, proyek kereta cepat itu awalnya diperkirakan menelan biaya US$6,07 miliar atau sekitar Rp86,67 triliun (kurs Rp14.280 per dolar AS). Namun dalam perkembangannya, nilai investasi melonjak menjadi US$7,2 miliar atau Rp116,54 triliun (kurs Rp16.186 per dolar AS).
Kenaikan nilai proyek tersebut disebabkan oleh perhitungan investasi yang kurang cermat dan sejumlah penyesuaian teknis yang tidak direncanakan sejak awal.
Masalah lain muncul dari pelaksanaan pembangunan fisik yang dinilai serampangan. Salah satu contohnya terjadi pada pembangunan pilar LRT oleh PT KCIC di KM 3 +800, yang dilakukan tanpa izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kementerian PUPR menilai tindakan tersebut berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan, sekaligus menyebabkan masalah drainase hingga menimbulkan genangan air di ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Akibat berbagai pelanggaran teknis tersebut, Komite Keselamatan Konstruksi di bawah Kementerian PUPR pada tahun 2020 sempat menghentikan sementara pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Penghentian itu dilakukan berdasarkan surat bernomor BK.03.03-Komite k2/25 yang diterbitkan pada 27 Februari 2020. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa pelaksanaan proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tidak memenuhi standar keamanan konstruksi nasional.
Langkah tegas itu diambil demi mencegah risiko kecelakaan yang lebih besar serta memberi waktu bagi pihak pengembang untuk memperbaiki sistem kerja di lapangan.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini identik dengan penyakit orang tua. Namun kenyataannya, kondisi ini kini semakin banyak ditemukan...