Desakan Mundur untuk Macron Menguat, Krisis Politik Prancis Kian Parah

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: EPA/Shutterstock).
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: EPA/Shutterstock).

Presiden Prancis Emmanuel Macron

Kondisi politik di Prancis memasuki fase genting. Sekutu dekat sekaligus mantan Perdana Menteri, Edouard Philippe, secara terbuka menyarankan Presiden Emmanuel Macron untuk mundur dari jabatannya, sebagai jalan keluar dari krisis politik yang terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut laporan Euro News yang dikutip CNN Indonesia, Philippe mengatakan bahwa ketidakstabilan politik tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena dapat merugikan bangsa Prancis secara keseluruhan.

“[Janji Macron untuk tetap bertahan hingga pemilihan umum 2027] akan terlalu lama dan akan merugikan Prancis,” kata Philippe kepada stasiun radio RTL pada Selasa (7/10).

Usulan Pemilu Lebih Awal, Tapi Tunggu Anggaran 2026

Edouard Philippe menekankan bahwa pengunduran diri Macron harus dilakukan secara terencana, bukan secara mendadak. Ia menyarankan agar pemilihan umum dipercepat, namun dilakukan setelah anggaran 2026 disahkan.

“Saya tidak mendukung pengunduran diri yang tiba-tiba dan brutal,” ujar Philippe, yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama dalam pemerintahan Macron.

Pengamat menilai, pernyataan Philippe ini bukan hanya bentuk kritik terhadap pemerintahan Macron, tetapi juga indikasi bahwa ia sedang mempersiapkan diri maju dalam pemilihan presiden selanjutnya.

Kritik Juga Datang dari Gabriel Attal

Bukan hanya Philippe yang menyuarakan keresahan. Gabriel Attal, mantan perdana menteri yang diangkat pada 2024 oleh Macron, juga ikut menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan-keputusan sang presiden.

“Seperti banyak orang Prancis lainnya, saya tidak lagi memahami keputusan presiden,” kata Attal dalam wawancara dengan penyiar TF1.

Namun, berbeda dari Philippe, Attal tidak secara eksplisit meminta Macron untuk mundur. Meski demikian, kritik dari dua tokoh penting ini semakin memperlihatkan retaknya dukungan politik internal terhadap Macron.

Empat Kali Ganti PM dalam Tiga Tahun

Pemerintahan Macron terus diguncang ketidakstabilan. Dalam tiga tahun terakhir, Prancis sudah empat kali berganti perdana menteri, menandakan krisis kepemimpinan yang belum mereda.

Perdana Menteri terbaru, Sebastien Lecornu, yang ditunjuk pada September 2025, bahkan mengundurkan diri sebelum genap sebulan menjabat.

Perubahan yang terlalu cepat di kursi perdana menteri ini memperburuk citra stabilitas pemerintahan Macron, terutama di mata publik dan parlemen.

Krisis Dimulai Sejak Pembubaran Majelis Rendah

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED