Dunia Soroti Rusia Setelah Dugaan Pengiriman Anak Ukraina ke Korea Utara

Rusia dituduh mengirim dua anak Ukraina ke kamp elite Korea Utara. Aktivis HAM menyebutnya sebagai kejahatan perang dan alat propaganda. (Foto: Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS)
Rusia dituduh mengirim dua anak Ukraina ke kamp elite Korea Utara. Aktivis HAM menyebutnya sebagai kejahatan perang dan alat propaganda. (Foto: Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS)

Rusia dituduh mengirim dua anak Ukraina ke kamp elite Korea Utara

Dugaan pemindahan anak Ukraina ke Korea Utara kembali memicu kritik internasional. Menurut Kateryna Rashevska, pakar hukum dari Regional Center for Human Rights (RCHR) Ukraina, dua anak bernama Misha berusia 12 tahun dari wilayah Donetsk dan Liza berusia 16 tahun dari Simferopol diduga sempat dikirim ke kamp anak elite Korea Utara sebelum akhirnya dipulangkan ke wilayah Ukraina yang berada di bawah kontrol Rusia. Kesaksian ini disampaikan Rashevska dalam rapat subkomite Kongres Amerika Serikat pada 3 Desember.

Menurut data RCHR yang disampaikan dalam rapat tersebut, kedua anak ini merupakan bagian dari lebih dari 19.500 anak Ukraina yang disebut Kyiv telah dipindahkan secara paksa dari wilayah pendudukan Rusia sejak invasi dimulai pada 2022. Rashevska menjelaskan bahwa sebagian besar dari 165 kamp anak yang terdokumentasi berada di Rusia dan Belarus, dua negara yang memperkuat kerja sama sejak perang Ukraina.

Dugaan Manipulasi untuk Propaganda

Dalam wawancara dengan DW, Rashevska menilai pemindahan anak-anak ini bukan hanya masalah kemanusiaan, tetapi bagian dari strategi propaganda Rusia dan Korea Utara. Ia mengatakan bahwa kedua anak tersebut sempat berada di Songdowon International Children’s Camp, sebuah fasilitas pendidikan di dekat kota pelabuhan Wonsan, Korea Utara. “Karena dalam kasus ini, Rusia memanfaatkan anak-anak Ukraina untuk kepentingan propagandanya. Mereka ditampilkan sebagai semacam ‘duta Rusia’ untuk diplomasi anak dan remaja,” kata Rashevska.

Ia menambahkan bahwa kerja sama kedua negara melibatkan pertukaran kepentingan politik dan militer. Berdasarkan data yang dipaparkan RCHR, Korea Utara memasok amunisi dan personel militer untuk mendukung Rusia di Ukraina, sementara Rusia memberikan bantuan pangan, bahan bakar, dan teknologi pertahanan.

Songdowon International Children’s Camp sendiri dibangun pada tahun 1960 sebagai fasilitas untuk anak-anak dari negara blok Komunis. Menurut Dan Pinkston, profesor hubungan internasional di Troy University, kamp tersebut mirip seperti kamp pramuka dengan unsur indoktrinasi kuat. Pinkston pernah mengunjungi kamp tersebut pada 2013. “Bentuknya sedikit mirip seperti kamp pramuka, tetapi dengan keluarga Kim sebagai pusatnya,” ujarnya. Ia menilai pemindahan dua anak Ukraina itu bisa saja menjadi eksperimen untuk melihat dampak indoktrinasi politik.

Andrei Lankov, profesor asal Rusia di Kookmin University Seoul, menilai pemindahan anak-anak tersebut semata-mata adalah propaganda. Ia menilai kerja sama ini dilakukan untuk memperkuat hubungan strategis antara Moskow dan Pyongyang.

Desakan Global dan Bantahan dari Rusia

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED