Jejak Inspiratif Brigadir Renita: Dari Afrika Tengah hingga Jadi Polwan Terbaik Dunia
Brigadir Polisi Satu Renita Rismayanti adalah salah satu sosok Polwan muda yang berhasil menorehkan sejarah baru di kancah internasional. Berkat...
Read more
Nama Doni Monardo kembali mencuat di tengah perbincangan publik mengenai polemik pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat ini, Suharyanto. Sebelumnya, Suharyanto menjadi sorotan setelah menyebut bencana banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatera hanya mencekam di media sosial. Pernyataan itu disampaikan pada 28 November 2025, sebelum akhirnya ia meralat ucapannya dan meminta maaf saat meninjau lokasi bencana di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Perdebatan itu kemudian mendorong warganet kembali mengingat sosok Doni Monardo, eks Kepala BNPB periode 2019 sampai 2021, yang dikenal karena perannya saat Indonesia menghadapi berbagai bencana dan masa kritis pandemi Covid-19. Doni lahir di Cimahi, Jawa Barat, pada 10 Mei 1963, dan memiliki perjalanan panjang di dunia militer serta penanggulangan bencana.
Doni dikenal sebagai purnawirawan TNI dengan karier penting di sejumlah satuan elite. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Komandan Kopassus, Pangdam Pattimura, hingga Pangdam Siliwangi. Pengalaman tersebut mengantarkannya dipercaya menjadi Kepala BNPB di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Penunjukannya sebagai Kepala BNPB bertepatan dengan situasi kritis saat pandemi Covid-19 pertama kali melanda Indonesia pada akhir 2019. Ia kemudian ditunjuk menjadi Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, yang menempatkannya sebagai salah satu figur terdepan dalam mengoordinasikan mitigasi kesehatan, logistik, hingga informasi publik.
Menurut Mayjen Kristomei Sianturi, mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Doni menunjukkan dedikasi luar biasa selama masa krisis tersebut. “Dedikasi dan semangat kerjanya tanpa mengenal lelah, tidak pernah mengeluh, selalu berusaha memberikan karya terbaik,” kata Kristomei, dikutip dari Antara pada 3 Desember 2023.
Kristomei menjelaskan bahwa selama tiga bulan awal pandemi, Doni tidak pulang ke rumah karena fokus mengevaluasi dan mengomandoi penanganan Covid-19 siang dan malam. Di saat situasi pandemi berada pada titik terburuk, Doni tetap melakukan perjalanan ke berbagai wilayah untuk meninjau langsung upaya penanggulangan wabah.
Tidak hanya fokus pada Covid-19, Doni juga terjun dalam berbagai penanganan bencana lain di tengah pandemi. Ia hadir di Sulawesi Barat saat gempa bumi melanda wilayah tersebut, serta turun langsung menangani banjir di Kalimantan Selatan. Dalam peristiwa banjir bandang di Flores Timur, ia tetap berangkat ke lokasi bencana meski penerbangan tidak dapat dilakukan akibat cuaca buruk. Perjalanan darat 3 sampai 5 jam ditempuh agar ia bisa mengoordinasikan penanganan lebih cepat di lapangan.
Pada Desember 2020, Doni juga bertolak ke Aceh untuk menangani banjir yang menerjang 14 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara. Menurut data pemerintah daerah, bencana itu menyebabkan 19.476 warga mengungsi dan lima orang meninggal dunia. Kehadirannya di Aceh memperlihatkan konsistensinya sebagai pemimpin lapangan yang tidak hanya memantau dari pusat komando, tetapi turun langsung melihat kondisi masyarakat terdampak.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...