Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Usia paruh baya sering dianggap sebagai masa transisi penting dalam kehidupan seseorang. Pada fase ini, tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan, salah satunya adalah penurunan massa otot yang dikenal dengan istilah sarcopenia. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi penampilan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan, mobilitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Menurut laporan dari CNA Lifestyle, kebutuhan protein di usia ini sangat penting untuk mengurangi risiko kehilangan otot.
Sarcopenia biasanya terjadi mulai usia 40 tahun ke atas, ditandai dengan penurunan kekuatan dan massa otot secara bertahap. Faktor penyebabnya meliputi gaya hidup sedentari, kurangnya aktivitas fisik, hingga pola makan yang tidak seimbang. Protein memiliki peran penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan otot. Kekurangan asupan protein harian dapat mempercepat terjadinya penurunan massa otot, sehingga meningkatkan risiko jatuh, kelemahan fisik, hingga penyakit kronis.
Protein adalah makronutrien utama yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk perbaikan sel dan jaringan tubuh. Menurut para ahli gizi, asupan protein yang cukup mampu menjaga fungsi otot tetap optimal meskipun usia semakin bertambah. Protein juga berperan penting dalam mendukung metabolisme, kekebalan tubuh, serta kesehatan tulang.
Berdasarkan data dari National Institutes of Health (NIH), kebutuhan protein harian orang dewasa bervariasi tergantung usia, berat badan, dan tingkat aktivitas. Rekomendasi umum adalah sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan. Namun, bagi orang dewasa yang sudah memasuki usia paruh baya, angka tersebut seringkali perlu ditingkatkan menjadi 1,2 hingga 1,5 gram per kilogram berat badan per hari untuk mencegah sarcopenia.
Dalam wawancaranya dengan CNA Lifestyle, sejumlah ahli menekankan bahwa konsumsi protein tidak boleh diabaikan. “Asupan protein yang cukup setiap hari menjadi kunci penting untuk memperlambat penurunan massa otot,” kata seorang pakar nutrisi yang dikutip dalam laporan tersebut.
Ada dua sumber utama protein, yaitu hewani dan nabati. Protein hewani banyak ditemukan dalam daging, ikan, telur, serta produk susu. Sementara protein nabati berasal dari kacang-kacangan, kedelai, quinoa, hingga biji-bijian. Kombinasi keduanya dapat memberikan profil asam amino lengkap yang dibutuhkan tubuh.
Menurut CNA Lifestyle, salah satu tren yang berkembang adalah penggunaan suplemen protein, terutama bubuk protein (protein powder). Produk ini banyak digunakan karena praktis, mudah dikonsumsi, dan bisa menjadi tambahan asupan bagi mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan protein harian dari makanan biasa.
Bubuk protein umumnya dibuat dari whey, kasein, kedelai, kacang polong, atau beras. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Whey protein misalnya, sangat cepat diserap tubuh, sehingga cocok untuk konsumsi setelah olahraga. Sedangkan protein nabati lebih ramah bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau menjalani pola makan vegetarian.
Penurunan massa otot seiring bertambahnya usia bukanlah fenomena baru. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), sekitar 10 hingga 20 persen orang di atas usia 60 tahun mengalami sarcopenia. Kondisi ini bisa semakin parah apabila seseorang tidak menjaga pola makan dan aktivitas fisik secara konsisten.
Ada beberapa alasan mengapa usia paruh baya menjadi fase rentan kehilangan otot:
Produksi hormon pertumbuhan menurun seiring bertambahnya usia.
Aktivitas fisik cenderung berkurang akibat kesibukan atau kondisi kesehatan.
Pola makan yang tidak seimbang, terutama rendah protein dan tinggi karbohidrat sederhana.
Adanya kondisi medis kronis seperti diabetes atau penyakit jantung yang mengganggu metabolisme otot.
Menurut CNA Lifestyle, menjaga pola makan dengan protein yang cukup serta melakukan latihan kekuatan dapat membantu memperlambat penurunan massa otot pada kelompok usia ini.
Kekurangan asupan protein tidak hanya berhubungan dengan sarcopenia, tetapi juga menimbulkan berbagai dampak lain yang memengaruhi kesehatan jangka panjang. Beberapa dampak tersebut antara lain:
Kelemahan otot dan penurunan stamina.
Gangguan penyembuhan luka karena jaringan tubuh sulit memperbaiki diri.
Risiko lebih tinggi terkena osteoporosis akibat kurangnya dukungan pada kesehatan tulang.
Penurunan fungsi kekebalan tubuh yang membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...