Kepulauan Seribu Terancam Hilang, BRIN Ungkap Bahaya Naiknya Air Laut

Ilustrasi Kepulauan Seribu. (Sumber: visitpulauseribu)
Ilustrasi Kepulauan Seribu. (Sumber: visitpulauseribu)

Ilustrasi Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu yang dikenal sebagai destinasi wisata bahari favorit di Jakarta kini menghadapi ancaman serius. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa puluhan pulau kecil di gugusan Kepulauan Seribu berpotensi hilang akibat dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Dalam laporan terbaru, BRIN menjelaskan bahwa jika permukaan air laut naik antara 3 hingga 5 meter, sebagian besar pulau di kawasan ini akan tenggelam. Artinya, ribuan penduduk yang saat ini menghuni lebih dari 114 pulau kecil akan terdampak langsung oleh bencana lingkungan ini.

Melalui unggahan resmi di akun Instagram @brin_indonesia, para peneliti menekankan bahwa rata-rata tinggi pulau di Kepulauan Seribu hanya 2,4 meter dari permukaan laut. Dengan kondisi seperti ini, kenaikan air laut yang terus berlanjut menjadikan kawasan tersebut sangat rentan.

Simulasi Dampak Kenaikan Air Laut

BRIN melakukan simulasi pada sembilan pulau kecil berpenghuni. Hasilnya mengejutkan:

  • Jika permukaan laut naik 3 meter, seluruh pulau berpenduduk di simulasi itu akan tenggelam.

  • Pada skenario lebih ekstrem, yaitu kenaikan 5 meter, sebanyak 29 pulau diprediksi hilang, dan lebih dari 16.500 penduduk akan kehilangan tempat tinggal.

Peta simulasi yang dibuat peneliti menunjukkan area yang diprediksi terendam ditandai dengan warna biru, menegaskan skala ancaman yang akan terjadi.

Dampak Perubahan Iklim Lainnya

Tak hanya kenaikan air laut, penelitian BRIN juga menyoroti bahwa suhu udara di wilayah ini mengalami peningkatan signifikan hingga 2,2°C. Bahkan, malam hari yang dulu terasa lebih sejuk kini berubah lebih panas, menimbulkan risiko kesehatan, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan kemungkinan kematian akibat paparan panas ekstrem.

Selain itu, pulau-pulau di Kepulauan Seribu semakin menyusut ukurannya, sementara jumlah penduduk terus meningkat. Kondisi ini mendorong warga melakukan reklamasi pantai secara mandiri demi memperluas daratan. Namun langkah tersebut justru menimbulkan masalah baru, seperti meningkatnya polusi air, kerusakan ekosistem pesisir, hingga alih fungsi laut dangkal menjadi daratan.

Ajakan BRIN untuk Mitigasi dan Adaptasi

Melihat potensi besar bencana lingkungan ini, BRIN menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak. Tiga hal dianggap menjadi kunci untuk menghadapi tantangan perubahan iklim:

  1. Penelitian yang berkesinambungan untuk memahami risiko dan mencari solusi.

  2. Kebijakan berbasis data agar setiap keputusan yang diambil benar-benar relevan dengan kondisi lapangan.

  3. Kesadaran publik agar masyarakat lebih peduli dan berpartisipasi aktif dalam upaya adaptasi dan mitigasi.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED