Mesir Peringatkan Bahaya Besar: Kutukan Serangan Darat Israel ke Gaza
Pemerintah Mesir secara tegas mengecam operasi darat yang dilakukan oleh militer Israel ke Kota Gaza, kota paling padat dan strategis...
Read moreAlbania baru saja mencetak sejarah dunia dengan meluncurkan kebijakan unik sekaligus berani. Perdana Menteri (PM) Edi Rama mengumumkan pengangkatan seorang “menteri” baru, bukan manusia, melainkan sebuah bot kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama Diella.
Diella didesain khusus untuk menangani urusan tender publik, sebuah sektor yang selama ini rawan praktik korupsi di negara Balkan tersebut. PM Rama menegaskan bahwa Diella hadir sebagai simbol era baru transparansi, di mana kecerdasan buatan dipercaya mampu bekerja lebih efisien dan bersih dari intervensi manusia.
Menurut PM Rama, Diella adalah sosok menteri virtual pertama di dunia yang masuk ke dalam kabinet resmi sebuah negara. “Diella adalah anggota kabinet yang tidak hadir secara fisik, tetapi hadir secara virtual dengan dukungan teknologi AI,” ungkapnya dalam pidato peresmian kabinet barunya.
Nama Diella sendiri dalam bahasa Albania berarti “matahari”, yang menggambarkan harapan untuk membawa sinar baru dalam sistem pemerintahan yang lebih jujur dan transparan.
Diella diberikan mandat penting untuk mengelola dan mengambil keputusan dalam semua tender publik yang digelar oleh pemerintah Albania. Tender publik selama ini menjadi salah satu titik rawan korupsi karena melibatkan kontrak besar antara pemerintah dan perusahaan swasta untuk pembangunan proyek infrastruktur maupun layanan publik.
Dengan hadirnya Diella, PM Rama berjanji bahwa setiap tender akan 100 persen bebas dari korupsi, serta dijalankan dengan prinsip kecepatan dan transparansi penuh.
Langkah ini tidak hanya diharapkan memperbaiki citra Albania di mata dunia, tetapi juga membuka peluang baru bagi negara tersebut untuk mempercepat langkahnya bergabung dengan Uni Eropa pada 2030 mendatang. Namun, para analis politik menyebut target tersebut cukup ambisius mengingat warisan panjang korupsi yang masih membayangi pemerintahan Albania.
Albania dikenal sebagai salah satu negara Balkan yang kerap dikaitkan dengan isu korupsi serius. Tender publik sering kali dituding menjadi jalur masuk praktik suap dan pencucian uang oleh kelompok kriminal internasional, termasuk jaringan narkoba dan senjata.
Fenomena ini telah mencoreng reputasi Albania di mata dunia, sekaligus menghambat proses panjang mereka untuk bisa diterima sebagai anggota Uni Eropa.
Melalui Diella, pemerintah ingin menunjukkan tekad serius dalam membersihkan citra buruk tersebut. Namun, sejumlah pengamat menilai bahwa tanpa pengawasan manusia dan sistem audit yang jelas, risiko manipulasi pada teknologi AI tetap terbuka.
Sebelum diangkat sebagai menteri virtual, Diella sejatinya sudah dikenal publik Albania sebagai asisten digital dalam platform layanan publik e-Albania.
Melalui platform tersebut, Diella membantu warga mengakses berbagai dokumen resmi negara secara online. Layanan ini dinilai sangat efektif karena mampu memangkas birokrasi panjang, menghadirkan layanan cepat, serta menyediakan dokumen dengan stempel elektronik resmi.
Secara tampilan, Diella digambarkan sebagai sosok perempuan mengenakan pakaian tradisional Albania. Dengan sistem perintah suara, Diella dapat merespons pertanyaan warga, memberikan panduan administrasi, hingga menerbitkan dokumen resmi.
Menurut keterangan dari Badan Nasional untuk Masyarakat Informasi Albania, Diella dibangun dengan kolaborasi bersama Microsoft menggunakan model AI terkini. Teknologi ini diharapkan mampu memberikan tingkat akurasi tinggi dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang diembankan kepadanya.
PM Rama percaya bahwa kolaborasi dengan perusahaan teknologi raksasa dunia akan memberikan jaminan keandalan dan keamanan, meskipun pertanyaan mengenai potensi celah manipulasi tetap menjadi sorotan.
Meski dianggap inovatif dan revolusioner, keputusan pemerintah Albania ini tidak sepenuhnya mendapat sambutan positif. Di media sosial, muncul beragam komentar skeptis dari masyarakat.
Seorang pengguna Facebook menuliskan, “Bahkan Diella akan dikorupsi di Albania.” Komentar lain menyebut, “Pencurian akan terus berlanjut, hanya saja kali ini Diella yang akan dijadikan kambing hitam.”
Kritik ini mencerminkan keraguan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah menegakkan integritas, bahkan dengan bantuan teknologi AI sekalipun.
Langkah Albania memang menuai perhatian internasional. Negara ini berhasil menjadi yang pertama di dunia mengangkat menteri berbasis AI dengan tanggung jawab penuh dalam urusan publik.
Namun, masih ada banyak pertanyaan terbuka mengenai mekanisme pengawasan, transparansi penggunaan data, hingga potensi penyalahgunaan wewenang teknologi AI. Apakah benar Diella bisa kebal dari praktik kotor politik dan mafia ekonomi, atau justru menjadi alat legitimasi baru bagi sistem yang sudah lama dikritik?
Yang pasti, kebijakan ini telah membuka diskusi global mengenai peran kecerdasan buatan dalam tata kelola negara. Albania, dengan segala keterbatasannya, kini justru menjadi pionir dalam menempatkan AI sebagai pejabat negara resmi.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Pemerintah Mesir secara tegas mengecam operasi darat yang dilakukan oleh militer Israel ke Kota Gaza, kota paling padat dan strategis...
Read moreAleksandar Rankovic, pelatih tim Lion City Sailors (LCS), baru-baru ini menyuarakan keyakinannya bahwa Persib Bandung bukanlah lawan yang mudah dalam...
Seorang wanita di Beji, Kota Depok, bernama Tasya Khairani, nekat membuat laporan palsu ke polisi dengan mengaku jadi korban begal....