Rekor Baru: China Resmikan Jembatan Tertinggi Dunia 625 Meter
Pada 28 September 2025, China secara resmi membuka Jembatan Ngarai Besar Huajiang (Huajiang Grand Canyon Bridge), sebuah karya teknik monumental...
Read moreSetiap tahun, Thailand menghadapi tantangan besar ketika musim puncak liburan tiba, terutama dari lonjakan kunjungan wisatawan. Menyambut situasi tersebut, pemerintah Thailand memperkenalkan langkah baru: sistem keamanan berbasis AI (Artificial Intelligence). Sistem ini bertujuan untuk menjaga keamanan turis, meningkatkan respons darurat, dan memulihkan kepercayaan wisatawan, khususnya dari China.
Langkah ini muncul di tengah target ambisius: mendatangkan dua juta wisatawan China dalam kurun empat bulan ke depan. Dukungan lintas lembaga, mulai dari Kementerian Pariwisata hingga Kepolisian Pariwisata, dikerahkan untuk mempersiapkan teknis dan operasional sistem keamanan ini.
Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, Atthakorn Sirilatthayakorn, menyatakan bahwa tujuan utama adalah membawa kembali jumlah turis China ke level sebelum pandemi Covid-19.
Salah satu elemen inti dari sistem baru ini adalah AI Detect, teknologi yang dikembangkan oleh Kepolisian Pariwisata Thailand. Dengan AI Detect, wajah wisatawan di tempat-tempat ramai dapat dipindai dan dibandingkan dengan data daftar buronan nasional. Hal ini memungkinkan petugas mengenali potensi ancaman sedini mungkin.
Thailand juga memperkuat layanan darurat dengan hotline 1155, yang dijalankan 24 jam sehari. Layanan ini akan menangani laporan insiden, permintaan bantuan, atau situasi darurat lain yang dialami oleh wisatawan.
Aplikasi Kepolisian Pariwisata Thailand dirancang agar siap pakai dengan dukungan delapan bahasa, mencakup Inggris, China, Jepang, Korea, dan Rusia. Fitur yang tersedia antara lain:
Pelaporan insiden
Permintaan informasi
Tombol SOS langsung menuju pusat komando kepolisian
Lewat aplikasi ini, turis dapat mengakses layanan keamanan dengan cepat dan dalam bahasa mereka sendiri.
Gagasan penerapan AI ini muncul melalui rapat lintas lembaga yang dilangsungkan pada 26 September 2025, di Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand. Rapat ini dipimpin oleh Thammanat Prompao, yang saat itu menjabat Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertanian dan Koperasi.
Dalam rapat tersebut, alat-alat dan strategi pengamanan wisatawan dibahas secara mendetail. Koordinasi antara instansi pariwisata, kepolisian, dan lembaga terkait dianggap kunci agar sistem AI dapat diterapkan dengan lancar tanpa hambatan teknis atau administratif.
Dengan sistem AI yang dioperasikan di area wisata padat, turis akan merasakan keamanan tambahan selama berada di negara yang mereka kunjungi. Pengenalan wajah secara otomatis memungkinkan identifikasi cepat terhadap individu yang terdaftar dalam daftar buronan nasional.
Selain itu, keberadaan hotline 1155 dan aplikasi berbasis bahasa turis menyajikan kemudahan akses bantuan jika ada insiden atau kebutuhan mendesak.
Dalam konteks pasar China sebagai salah satu penyumbang wisatawan terbesar, langkah ini diharapkan bisa mendorong kembali minat perjalanan ke Thailand, terutama di tengah kekhawatiran keamanan yang sempat muncul belakangan ini.
Penerapan sistem keamanan berbasis AI tidak lepas dari tantangan:
Privasi dan perlindungan data: pemindaian wajah dan penyimpanan data pribadi harus diatur dengan ketat agar tidak disalahgunakan.
Akurasinya: sistem harus sangat akurat agar tidak memicu kesalahan identifikasi wisatawan.
Integrasi antar lembaga: kepolisian, pariwisata, dan instansi daerah harus bekerja sama agar sistem berjalan mulus.
Ketersediaan infrastruktur: jaringan komunikasi dan server dengan kapasitas tinggi diperlukan agar pemrosesan AI berjalan optimal.
Meskipun berita utama tidak merinci semua aspek teknis tersebut, publikasi menyebutkan bahwa Thailand mempersiapkan infrastrukturnya agar sistem keamanan ini bisa berjalan 24 jam dalam area wisata ramai.
Pengumuman penggunaan AI ini muncul menjelang musim liburan puncak, ketika lonjakan kunjungan turis terutama dari China diperkirakan terjadi. Dengan target mendatangkan dua juta wisatawan China dalam periode empat bulan, pemerintah Thailand melihat perlunya langkah preventif agar keamanan tetap terjaga dan kenyamanan wisatawan tetap tinggi.
Inovasi ini menunjukkan bahwa Thailand tidak hanya memperhitungkan aspek pariwisata, tetapi juga kesiapan teknis dan keamanan sebagai bagian integral dari strategi pemulihan wisata pasca pandemi.
Sebelum inisiatif ini diumumkan, beberapa insiden keamanan menimpa wisatawan, khususnya turis China, telah menjadi sorotan. Salah satu yang paling mencolok adalah kasus artis China Wang Xing yang diduga menjadi korban penipuan dan dipindahkan ke Myanmar.
Kejadian tersebut memicu kekhawatiran keamanan bagi wisatawan China dan menyebabkan beberapa di antaranya membatalkan rencana liburan ke Thailand. (Laporan dari media lain menyebut bahwa isu ini memengaruhi persepsi keamanan turis China secara signifikan).
Kasus-kasus semacam ini memberi latar belakang yang memperkuat urgensi penerapan sistem keamanan yang lebih canggih dan respon cepat.
Tidak hanya Thailand, beberapa negara telah mengeksplorasi penggunaan AI dalam keamanan publik dan destinasi wisata. Pengawasan cerdas menggunakan kamera pemindai wajah, analisis pola kerumunan, hingga sistem respons darurat berbasis aplikasi telah menjadi bagian dari tren global.
Namun, apa yang membedakan langkah Thailand adalah integrasi layanan turis multi-bahasa, sistem SOS terhubung ke pusat komando, dan peluncuran bersamaan beberapa elemen keamanan — semuanya dirancang untuk musim liburan yang penuh tekanan operasional.
Setelah sistem AI diluncurkan, cara wisatawan berkeliling dan mencari bantuan dapat berubah signifikan:
Turis merasa lebih percaya diri menjelajah area ramai
Pelaporan insiden menjadi lebih mudah dan cepat
Petugas keamanan dapat bereaksi lebih cepat terhadap potensi ancaman
Data keamanan dapat dianalisis untuk perbaikan sistem di masa depan
Semua ini diharapkan membawa pengalaman wisata yang lebih aman dan nyaman dibanding sebelumnya.
Jika sistem AI ini sukses, dampaknya bisa meluas ke berbagai aspek pariwisata:
Peningkatan jumlah kunjungan: khususnya dari negara-negara yang mengutamakan keamanan perjalanan
Reputasi keamanan global: Thailand bisa dipandang sebagai destinasi yang bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan turis
Pertumbuhan ekonomi lokal: wisatawan yang merasa aman kemungkinan akan menghabiskan lebih lama dan berani mengeksplorasi lebih jauh wilayah dalam negeri
Pengembangan teknologi lokal: peningkatan kapasitas sistem AI dan keamanan digital bisa mendorong investasi teknologi terkait
Agar sistem ini bekerja optimal, skema berikut kemungkinan diterapkan:
Pemasangan kamera AI di titik strategis wisata ramai
Pemindaian wajah real-time dan pengecekan terhadap database buronan
Pemberian data ke petugas keamanan lokal jika ada kecocokan
Respon cepat melalui hotline 1155 atau aplikasi SOS
Pemantauan secara terus-menerus untuk perbaikan dan evaluasi
Dengan kerangka seperti ini, sistem keamanan akan mampu menjangkau banyak titik sekaligus dan mengurangi celah keamanan di lokasi turis.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Pada 28 September 2025, China secara resmi membuka Jembatan Ngarai Besar Huajiang (Huajiang Grand Canyon Bridge), sebuah karya teknik monumental...
Read moreMenurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Kedutaan Besar Korea Selatan (Korsel) di Indonesia menyampaikan niat baik sekaligus gagasan baru dari Presiden Lee Jae Myung untuk mengupayakan...