Omelete Tahu Gurih Renyah, Menu Hemat Favorit yang Selalu Bikin Kangen
Akhir bulan sering jadi momen paling jujur soal isi dapur. Stok bahan terbatas, tapi selera makan tetap ingin dimanjakan. Di...
Read more
Telur telah lama menjadi salah satu bahan makanan andalan untuk sarapan. Selain praktis, bahan ini terkenal sebagai sumber protein berkualitas, lemak baik, dan berbagai vitamin penting bagi tubuh. Namun, cara mengolahnya kerap menjadi perdebatan. Banyak orang masih bertanya, apakah telur sebaiknya direbus atau dikukus agar kandungan nutrisinya tetap optimal.
Menurut ulasan nutrisi internasional yang dikutip dari Healthline, satu butir telur umumnya memuat sekitar 78 kalori dengan komposisi 6 gram protein dan 5 gram lemak. Kandungan tersebut dilengkapi vitamin A, folat, vitamin D, B12, hingga mineral seperti fosfor dan selenium. Beberapa jenis telur bahkan diperkaya dengan omega 3 yang penting untuk fungsi otak dan kesehatan jantung. Informasi dasar ini menjadi landasan untuk menilai metode memasak mana yang paling tepat dan tetap menjaga nilai gizi.
Secara umum, telur termasuk bahan makanan yang mudah dipadukan dengan metode panas lembut. Dua cara yang paling populer adalah merebus dan mengukus. Keduanya sama sama tidak memerlukan tambahan minyak, sehingga dianggap lebih sehat dibandingkan menggoreng. Namun, cara pemanasan setiap metode memiliki perbedaan yang mempengaruhi tekstur dan kematangan.
Pada pembuatan telur rebus, telur dimasukkan utuh bersama cangkangnya ke dalam air mendidih. Tingkat kematangan dipengaruhi durasi perebusan. Metode ini membuat panas datang langsung dari air, mematangkan telur dengan cepat. Berdasarkan laporan dari pakar nutrisi kuliner, proses perebusan yang terlalu lama dapat mengubah warna bagian kuning menjadi kehijauan, meski tidak berbahaya bagi kesehatan.
Berbeda dengan itu, pengukusan bergantung pada uap panas. Suhu yang lebih stabil membuat proses matang berlangsung perlahan. Menurut penjelasan para ahli diet, panas lembap dari uap memungkinkan struktur protein di dalam telur berubah secara merata, menghasilkan tekstur yang lebih lembut. Hal ini juga mengurangi risiko bagian luar terlalu matang sementara bagian dalam masih lembek.
Selain pertimbangan nutrisi, faktor tekstur sering menjadi alasan seseorang memilih cara memasak tertentu. Telur kukus cenderung menghasilkan bagian putih dan kuning yang lebih halus. Karakter tersebut membuat olahan ini cocok untuk menu salad atau hidangan yang membutuhkan kelembutan konsisten.
Berdasarkan pengamatan praktisi kuliner, uap panas menciptakan lingkungan lembap yang membantu memisahkan bagian putih telur dari cangkangnya. Kondisi ini menjadikan telur kukus lebih mudah dikupas dibandingkan telur rebus yang kerap meninggalkan serpihan cangkang.
Telur rebus tetap banyak disukai karena prosesnya lebih cepat dan menghasilkan tekstur kuning yang padat. Namun, variasi waktu masak kerap menjadi tantangan bagi beberapa orang. Sedikit perbedaan durasi dapat menghasilkan tingkat kematangan yang berbeda beda.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini identik dengan penyakit orang tua. Namun kenyataannya, kondisi ini kini semakin banyak ditemukan...