Militer Israel Ultimatum Warga Sipil Gaza untuk Segera Pergi
Menurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Read moreKedutaan Besar Korea Selatan (Korsel) di Indonesia menyampaikan niat baik sekaligus gagasan baru dari Presiden Lee Jae Myung untuk mengupayakan program denuklirisasi Korea Utara (Korut). Ide ini diperkenalkan secara resmi pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu dan kini menjadi salah satu agenda diplomasi utama Korsel.
Menurut laporan CNN Indonesia, langkah tersebut digagas di tengah situasi keamanan yang terus memanas. Rezim Kim Jong Un sampai saat ini menolak berbagai rencana dialog terkait program pelucutan senjata nuklir. Padahal, perkembangan program nuklir Korut telah menjadi ancaman serius, tidak hanya bagi Korsel, tetapi juga bagi stabilitas kawasan Asia Timur.
Park Soo Deok, Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia, menegaskan komitmen negaranya untuk melanjutkan upaya perdamaian. Pernyataan itu disampaikan usai acara National Day and Armed Forces Day Republic of Korea di Jakarta Selatan pada Rabu (1/10).
Park menjelaskan bahwa Presiden Lee memperkenalkan sebuah inisiatif baru bernama END, singkatan dari Exchange, Normalization, and Denuclearization. Konsep ini menjadi inti dari diplomasi Korsel menghadapi Korut.
“Dia memperkenalkan inisiatif yang disebut END. Exchange, Normalization, and Denuclearization. Salah satu dari ketiganya adalah denuklirisasi,” kata Park.
Park menuturkan, istilah “exchange” dalam gagasan END merujuk pada dialog komprehensif yang menekankan pertukaran lintas bidang. Sementara itu, “normalization” merujuk pada upaya normalisasi hubungan politik maupun diplomatik antara Korsel dan Korut. Jika kedua hal ini tercapai, maka jalan menuju “denuclearization” atau pelucutan nuklir diyakini akan lebih terbuka.
Berdasarkan pemaparan Park, inisiatif END dirancang untuk menyelesaikan konflik panjang di Semenanjung Korea. Meski demikian, ia menekankan bahwa perjalanan menuju denuklirisasi bukanlah sesuatu yang singkat.
“Kami menyadari untuk denuklirisasi ini tidak mudah dan perlu banyak waktu,” ungkap Park.
Selain faktor politik dan militer, Park juga menyoroti pentingnya aspek budaya. Menurutnya, agar negosiasi bisa berjalan efektif, pihak-pihak terkait harus berusaha memahami budaya masing-masing.
“Untuk melakukan denuklirisasi ini, kita juga harus mengerti cara pandang dari lawan kita dan juga kita harus berusaha mengerti budaya-budaya mereka,” ujarnya.
Pendekatan ini menegaskan bahwa diplomasi tidak hanya menyangkut kepentingan keamanan semata, melainkan juga melibatkan pemahaman sosial dan budaya.
Dalam Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Lee Jae Myung menekankan urgensi perdamaian di Semenanjung Korea. Ia menyerukan agar era permusuhan dan konfrontasi segera diakhiri, digantikan dengan era baru “koeksistensi damai dan pertumbuhan bersama”.
“Kita harus mengakhiri era permusuhan dan konfrontasi di Semenanjung Korea dan mengawali era baru koeksistensi damai dan pertumbuhan bersama,” ujar Lee seperti dikutip Chosun Daily.
Lee menambahkan bahwa langkah awal untuk membangun perdamaian adalah memulihkan kepercayaan yang sudah lama rusak. Setelah itu, kedua pihak perlu beralih pada sikap saling menghormati.
Pemerintah Korea Selatan, lanjut Lee, tidak akan memaksakan bentuk penyatuan apa pun kepada Korut. Selain itu, Korsel juga menegaskan tidak berniat melakukan tindakan permusuhan. Dengan kata lain, tujuan utama inisiatif END adalah menciptakan ruang dialog yang adil dan saling menguntungkan.
Di bawah kepemimpinan Lee Jae Myung, Korea Selatan berkomitmen untuk membuka kembali jalur diplomasi dengan Korut terkait denuklirisasi.
Meski rencana tersebut tampak menjanjikan, tantangan yang dihadapi tidaklah kecil. Menurut data dari berbagai pengamat, Korea Utara masih terus melanjutkan program nuklirnya. Uji coba rudal, termasuk rudal balistik antar benua (ICBM), kerap dilakukan dan memicu kekhawatiran negara-negara tetangga.
Korsel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, berkali-kali menyuarakan kecemasan terhadap uji coba senjata ini. Namun, Korut masih menunjukkan sikap enggan untuk bernegosiasi secara terbuka mengenai pelucutan nuklir.
Secara historis, isu denuklirisasi di Semenanjung Korea bukan hal baru. Perundingan enam pihak yang melibatkan AS, Cina, Jepang, Rusia, Korsel, dan Korut pada awal 2000-an pernah dibentuk, namun tidak berhasil mencapai kesepakatan permanen.
Gagasan END dapat dipandang sebagai bentuk pembaruan strategi diplomasi yang mencoba memadukan pendekatan politik, budaya, dan keamanan. Jika berhasil, inisiatif ini bukan hanya berdampak pada hubungan Korsel-Korut, tetapi juga pada stabilitas regional Asia Timur.
Dari sisi ekonomi, perdamaian yang tercipta di kawasan berpotensi membuka peluang investasi lintas batas. Selain itu, normalisasi hubungan politik dapat mengurangi biaya pertahanan yang selama ini membebani anggaran Korsel. Namun, semua itu bergantung pada kesiapan Korut untuk ikut terlibat dalam dialog yang lebih konstruktif.
Meski Korut hingga kini belum merespons positif, pemerintahan Lee Jae Myung diyakini akan terus melanjutkan upaya diplomasi ini. Tantangan terbesar terletak pada keinginan Korut yang masih fokus mengembangkan kapabilitas nuklirnya sebagai bentuk “jaminan keamanan”.
Namun, dengan adanya inisiatif END, Korsel berharap tercipta titik temu yang bisa membuka jalan menuju perdamaian dan denuklirisasi, meski prosesnya akan panjang dan penuh hambatan.
Referensi: CNN Indonesia
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Menurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Read moreMenurut laporan dari detikNews, Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat merilis peringatan terakhir agar warga sipil Palestina segera meninggalkan Kota...
Kedutaan Besar Korea Selatan (Korsel) di Indonesia menyampaikan niat baik sekaligus gagasan baru dari Presiden Lee Jae Myung untuk mengupayakan...