Orang Tua Reynhard Sinaga Minta Pemerintah Pulangkan Terpidana dari Inggris

Keluarga Reynhard Sinaga meminta pemerintah Indonesia memulangkan putra mereka yang saat ini menjalani hukuman seumur hidup di Inggris. Reynhard merupakan warga negara Indonesia yang dijatuhi vonis seumur hidup pada 2020 oleh Pengadilan Manchester, setelah terbukti bersalah melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap 48 pria di Inggris.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, surat dari orang tua Reynhard sudah diterima dan akan diteruskan kepada Presiden. “Iya, orang tuanya kirim surat, tapi kita belum bahas sama sekali. Nanti tentu akan dibahas karena suratnya ditujukan ke Presiden. Kami akan berikan telaah dan pertimbangan-pertimbangan yang kemudian disampaikan ke Pak Presiden,” kata Yusril di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Meski demikian, Yusril menegaskan bahwa belum ada rencana pemulangan Reynhard dari Inggris dalam waktu dekat. Saat ini, Reynhard menjalani hukuman di HMP Wakefield, penjara berkeamanan tinggi yang menampung pelaku kejahatan paling berbahaya di Inggris. Ia dihukum setidaknya 30 tahun sebelum dapat mengajukan grasi.

Sebelumnya, Reynhard dilaporkan diserang oleh narapidana lain pada Juli 2023, yang nyaris membahayakan nyawanya. Insiden tersebut menjadi salah satu alasan orang tuanya meminta pemerintah Indonesia menindaklanjuti pemulangan putra mereka.

Menurut Wakil Duta Besar Inggris, Matthew Downing, pemerintah Inggris siap mempertimbangkan pemulangan WNI jika ada permintaan resmi dari Indonesia. Hal ini mengikuti prinsip resiprokal setelah Indonesia memulangkan dua narapidana Inggris terkait kasus narkotika.

Berdasarkan data dari pemerintah Indonesia, rencana pemulangan atau ekstradisi Reynhard sebelumnya sempat dibahas pada Februari 2025. Menteri Yusril menekankan bahwa jika dilakukan, Reynhard akan ditempatkan di Nusakambangan, satu-satunya lembaga pemasyarakatan dengan keamanan tinggi di Indonesia, untuk mencegah risiko tambahan.