Konflik Sudan Memanas: Serangan Drone Gempur TK dan RS di Kalogi

Serangan drone menghantam taman kanak-kanak dan rumah sakit di Kalogi, Sudan. Korban tewas dilaporkan puluhan dan didominasi anak anak. (Foto: AFP)
Serangan drone menghantam taman kanak-kanak dan rumah sakit di Kalogi, Sudan. Korban tewas dilaporkan puluhan dan didominasi anak anak. (Foto: AFP)

Serangan drone menghantam taman kanak-kanak dan rumah sakit di Kalogi, Sudan

Serangan drone mengguncang kota Kalogi di wilayah Sudan Selatan Kordofan dan menewaskan puluhan warga sipil. Menurut laporan administratif setempat, serangan terjadi secara beruntun dan menyasar fasilitas publik termasuk taman kanak-kanak serta rumah sakit. Berdasarkan data yang diterima AFP, korban tewas diperkirakan mencapai setidaknya 79 orang.

Menurut Essam al-Din al-Sayed, kepala unit administratif Kalogi, serangan berlangsung dalam tiga gelombang. “Pertama menghantam taman kanak-kanak, lalu rumah sakit, dan ketiga saat warga mencoba menyelamatkan anak-anak,” kata Essam melalui sambungan Starlink. Ia menuduh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) serta kelompok sekutu mereka, Sudan People’s Liberation Movement-North faksi Abdelaziz al-Hilu, sebagai pihak yang melancarkan serangan. RSF belum memberikan tanggapan resmi.

Konflik antara militer Sudan dan paramiliter RSF telah berlangsung sejak April 2023. Menurut laporan lembaga internasional, peperangan ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa hampir 12 juta warga mengungsi ke berbagai wilayah yang lebih aman. Situasi di Sudan Selatan Kordofan termasuk yang paling sulit dijangkau karena minimnya akses, komunikasi tidak stabil, serta ancaman keamanan yang terus berlangsung.

Pejabat lokal Kalogi menyebut jumlah korban tewas sedikitnya 80 orang termasuk 40 anak. Namun kementerian luar negeri yang berafiliasi dengan militer memberikan angka berbeda yaitu 79 korban tewas. Sementara itu, Uni Afrika menilai jumlah korban kemungkinan melebihi 100 jiwa berdasarkan informasi yang diterima dari jaringan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangan yang menimpa fasilitas pendidikan. Dalam pernyataan resmi, Perwakilan UNICEF untuk Sudan, Sheldon Yett, mengatakan, “Membunuh anak-anak di sekolah mereka merupakan pelanggaran hak-hak anak yang mengerikan,” kata Yett, mendesak seluruh pihak untuk menghentikan serangan dan membuka akses bantuan kemanusiaan.

Hingga kini, verifikasi independen terkait angka pasti korban masih sulit dilakukan. Organisasi kemanusiaan menghadapi hambatan berupa akses yang terbatas, ancaman serangan lanjutan, serta gangguan jaringan komunikasi.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED