Prediksi Elon Musk: Uang dan Gaji Bisa Hilang di Masa Depan
Orang terkaya di dunia sekaligus CEO SpaceX, Elon Musk, kembali melontarkan pandangan futuristik yang memicu perdebatan global. Kali ini, Musk...
Read more
Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) secara berlebihan dapat mengubah cara manusia menilai kemampuan dirinya sendiri. Riset ini mengemuka ketika para ilmuwan dari Universitas Aalto Finlandia, bersama sejumlah kolaborator internasional, menemukan hilangnya Efek Dunning-Kruger dalam interaksi manusia dengan sistem AI modern. Para peneliti menjelaskan bahwa bias kognitif tersebut tidak hanya melemah, tetapi bahkan hampir berbalik arah ketika seseorang mengandalkan bantuan AI untuk memecahkan masalah.
Dalam penelitian yang dipublikasikan pada edisi Februari 2026 jurnal Computers in Human Behavior, para ilmuwan menguji kemampuan 500 peserta dengan memberikan tugas penalaran logis dari ujian masuk sekolah hukum. Separuh dari peserta diperbolehkan menggunakan model bahasa, sementara kelompok lainnya mengandalkan kemampuan pribadi. Hasil awal memperlihatkan bahwa semua peserta yang menggunakan AI menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi terhadap jawaban mereka dibanding kelompok non-AI.
Menurut salah satu peneliti, Robin Welsch, peserta yang menggunakan bantuan AI cenderung menerima jawaban setelah satu kali pertanyaan tanpa melakukan pemeriksaan ulang. Perilaku ini disebut sebagai cognitive offloading, yaitu kecenderungan bergantung pada sistem eksternal untuk mengurangi beban berpikir. Pola tersebut membuat pengguna mengambil keputusan secara lebih superficial dan mengurangi proses metacognitive monitoring yang biasanya membantu menilai kualitas kinerja diri.
Penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga riset teknologi menunjukkan hasil sejalan. Berdasarkan temuan tersebut, pengguna yang terbiasa menanyakan pertanyaan kepada model AI sering kali menganggap jawaban yang muncul sebagai solusi terbaik tanpa mempertanyakan sumber atau logikanya. Pola ini memicu bias penilaian diri yang membuat seseorang merasa lebih kompeten dari kemampuan sebenarnya, terutama dalam konteks pemecahan masalah dan penalaran kritis.
Para ilmuwan menuturkan bahwa fenomena ini dapat menjadi masalah serius ketika AI digunakan dalam proses pengambilan keputusan penting. Pengguna yang memiliki kemampuan tinggi maupun rendah cenderung menilai dirinya setara ketika dibantu AI, sehingga mengaburkan perbedaan kompetensi aktual. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rentang kemampuan di antara kedua kelompok semakin menyempit karena dorongan rasa percaya diri yang meningkat secara tidak proporsional.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini identik dengan penyakit orang tua. Namun kenyataannya, kondisi ini kini semakin banyak ditemukan...