Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Kementerian Transmigrasi (Kementrans) sedang merancang perluasan program yang memungkinkan warga transmigran Indonesia bekerja dan magang di Jepang. Selama ini, lebih dari seratus transmigran telah bekerja di Jepang pada berbagai sektor dengan gaji bulanan yang berkisar antara Rp 25–55 juta, tergantung pada keahlian mereka.
Rencana itu disampaikan oleh Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, dalam pertemuan dengan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka, Jepang pada 28 September 2025.
Program ini tidak hanya untuk kerja langsung, melainkan dibarengi dengan skema magang di Jepang. Kementrans menyebutkan beberapa opsi durasi: 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun, atau bahkan 10 tahun. Setelah periode magang atau kerja selesai, para peserta diharapkan kembali ke Indonesia dan berkontribusi di kawasan transmigrasi.
Tujuannya adalah agar para peserta memperoleh pengalaman, keterampilan, dan jejaring kerja di Jepang sehingga, saat kembali, mereka memiliki nilai tambah bagi kawasan transmigrasi di Indonesia.
Menurut Iftitah, Jepang membutuhkan sekitar 40.000 tenaga kerja dari Indonesia. Namun sejauh ini, baru sekitar 25.000 orang yang bekerja di 24 sektor berbeda, termasuk pertanian, perawatan, konstruksi, perikanan, dan kelautan.
Iftitah menyebutkan bahwa Jepang sangat menghargai tenaga kerja Indonesia terutama karena keramahan, pelayanan (hospitality), dan etos kerja. Indonesia disebut sebagai salah satu yang paling “dinilai” secara positif dalam hal kualitas tenaga kerja.
Bagian menarik dari rencana ini adalah integrasi antara magang di Jepang dan investasi perusahaan Jepang di kawasan transmigrasi di Indonesia. Kementrans berharap bahwa investasi tersebut akan menciptakan lapangan kerja lokal yang dapat menyerap tenaga kerja yang kembali dari Jepang.
Selain itu, peserta magang akan diperkenalkan pada teknologi pertanian, sistem mekanisasi, dan model bisnis Jepang selama mereka berada di sana. Pengetahuan ini dianggap penting agar transfer teknologi dan sistem kerja bisa terjadi ketika mereka kembali ke kawasan transmigrasi.
Sebagai langkah konkret, dalam bulan Oktober, Kementrans berencana mengundang pihak Jepang ke Indonesia untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait program ini.
MoU tersebut diharapkan menjadi dasar legal dan operasional bagi pelaksanaan magang, penempatan kerja, investasinya, serta hubungan kelembagaan antara Indonesia dan Jepang.
Program ini menawarkan manfaat “ganda” bagi Indonesia:
Peningkatan Keterampilan dan Kapasitas
Peserta akan naik kelas dalam kapasitas teknis dan manajerial setelah mengalami praktik kerja dan teknologi di Jepang.
Menarik investasi ke kawasan transmigrasi
Dengan kehadiran tenaga kerja berpengalaman, investor Jepang lebih terdorong hadir di wilayah-wilayah transmigrasi.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...