Heboh! Gerobak Ketoprak di Depok Hancur karena Penjual Tolak Utang
Depok—sebuah kejadian kecil berubah jadi heboh. Seorang pria berinisial KB (30) mengamuk dan merusak gerobak penjual ketoprak di Jalan Siliwangi,...
Read moreMinggu, 17 Agustus 2025, di Lapangan Kondosapata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-80 seharusnya berjalan penuh khidmat. Tapi tiba-tiba suasana berubah tegang—bendera Merah Putih yang hendak dikibarkan terpasang terbalik, dengan warna putih di atas dan merah di bawah. Suasana hening—ribuan mata mematung.
Mendadak di tengah kebingungan, terdengar instruksi “putar, putar” dari seseorang, mengundang kepanikan: petugas Paskibraka buru-buru dan panik memperbaiki posisi bendera. Tak lama setelah itu, seorang pria berpakaian jas hitam dan peci hitam berlari ke lapangan dan sigap membantu membenahi posisi bendera.
Akhirnya, setelah beberapa menit penuh ketegangan, bendera akhirnya dikibarkan dengan benar diiringi lagu Indonesia Raya.
Namun momen tersebut memicu emosi mendalam. Beberapa anggota Paskibraka yang bertugas terlihat menangis histeris begitu upacara selesai—seolah melepaskan beban kesedihan, rasa lega, serta kepedulian pada simbol bangsa.
Ketua panitia, Welem, menyampaikan permintaan maaf atas insiden ini. Ia menegaskan, “Tidak ada kesengajaan, ini murni kesalahan teknis yang dilakukan oleh pengibarnya.” Ia juga menjelaskan bahwa tim Paskibraka telah dibina secara intensif selama dua minggu oleh TNI dan Polri, sehingga persoalannya bukan kurang latihan, melainkan tekanan dan rasa gugup yang bisa muncul saat momen sakral seperti ini.
Menurut Welem, tangisan para Paskibraka boleh jadi disebabkan rasa malu dan kecewa karena insiden tersebut. Panitia bahkan segera memberikan dukungan dan semangat agar mereka tidak berkecil hati.
Video insiden ini langsung viral, memancing beragam reaksi dari warganet:
Ada yang menyindir dengan satire, “Padahal sudah bolak-balik latihan, panas-panasan, eh masih aja salah.”
Ada pula komentar sinis, “Bendera nyentuh tanah. Fatal banget sih kesalahannya, pasti kena hukum lah dek.”
Tapi lebih banyak netizen yang bersimpati: mereka memahami tekanan yang dirasakan remaja Paskibraka, mengingat pentingnya momen tersebut bagi bangsa.
Insiden ini bukan sekedar soal teknis. Ia mengingatkan kita: untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih tidak cukup hanya latihan fisik, tapi juga kesiapan mental yang matang. Di balik seragam rapi para Paskibraka, ada hati muda penuh keraguan, harapan, dan hasrat untuk sempurna.
Momen ini mengundang simpati sekaligus refleksi—bahwa generasi muda yang membawa panji bangsa juga punya ruang emosional. Di lapangan, mereka mungkin tak sempurna. Tapi di sana pula, mereka menunjukkan keberanian menerima kesalahan, bangkit, dan menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Depok—sebuah kejadian kecil berubah jadi heboh. Seorang pria berinisial KB (30) mengamuk dan merusak gerobak penjual ketoprak di Jalan Siliwangi,...
Read moreKegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Tape Singkong, Superfood Nusantara yang Sering Diremehkan Selama ini banyak orang beranggapan bahwa makanan sehat selalu identik dengan harga mahal...