Dorong UMKM Mendunia: Harbolnas 2025 Siap Pecahkan Rekor Rp 35 Triliun
Pemerintah melalui Kick-Off Road to Harbolnas 2025 menegaskan kembali komitmennya memperkuat ekonomi digital nasional dan mengangkat peran UMKM sebagai kurator...
Read moreMenurut Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, industri laundry kini jadi salah satu layanan strategis yang menyumbang signifikan ke perekonomian nasional. Ia menegaskan bahwa usaha ini bukan lagi sekadar kerja sampingan, tapi industri yang serius memberi dampak ekonomi nyata.
Nah, ternyata tim laundry yang tergabung dalam Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) saja udah menyerap sekitar 34 ribu tenaga kerja—baik yang formal maupun informal. Ini membuktikan bahwa sektor ini punya peran besar dalam menyokong ekonomi akar rumput.
Tambah keren lagi, jumlah anggota resmi ASLI meningkat sekitar 20 % setiap tahun. Angka ini cukup mencerminkan betapa pesatnya perkembangan sektor laundry, baik yang dijalankan secara manual di rumah, hingga usaha modern yang terorganisasi dengan sistem.
Saat ini ASLI sudah punya 21 DPD aktif di berbagai provinsi di Indonesia, dengan lebih dari 1.800 anggota resmi. Itu artinya, jejak industri laundry udah menjangkau hampir seluruh pelosok negeri!
Di beberapa layanan laundry, omzet harian bisa mencapai Rp10 juta. Bahkan di hari biasa, rata-rata omzet masih berada di kisaran Rp5–6 juta per hari. Wow, ini bikin kamu mikir ulang kalau dulu laundry cuma usaha sampingan—ternyata bisa serius, cuan juga!
Tentu saja, perkembangan pesat ini juga datang dengan tantangan. Beberapa yang utama antara lain:
Standardisasi layanan dan kompetensi: Belum semua pelaku UMKM laundry punya pelatihan formal, sehingga kualitas bisa tidak merata.
Pengelolaan limbah: Limbah deterjen dan air bekas cuci harus dikelola dengan ramah lingkungan, agar usaha berkembang tanpa merusak lingkungan.
Akses pembiayaan inklusif via KUR: Banyak usaha laundry belum mendapatkan kredit usaha rakyat karena berbagai kendala prosedur.
Digitalisasi layanan: Biar efisien, layanan laundry perlu adopsi sistem digital—mulai dari order online, tracking laundry, hingga metode pembayaran modern.
Temmy menyebut bahwa lewat program seperti SBL (Sekolah Bisnis Laundry), semangat usaha ini bisa semakin profesional dan berdaya saing tinggi.
Kementerian UMKM siap bersinergi dengan ASLI untuk mendorong beberapa upaya strategis:
KUR tanpa agunan agar lebih masuk akal dan mudah diakses oleh pelaku laundry UMKM.
Unit Pengolahan Limbah bersama, guna penanganan sampah laundry lebih ramah lingkungan.
Pengintegrasian digital laundry ke dalam ekosistem digital UMKM nasional.
Langkah ini sejalan dengan spirit Undang-Undang Cipta Kerja dan regulasi UMKM lain yang bertujuan memberi kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan bagi pelaku usaha skala kecil hingga menengah.
Yang menarik adalah sektor ini jadi contoh nyata bagaimana UMKM dapat berkembang dari sektor layanan sederhana menjadi industri modern, menyerap tenaga kerja, dan mulai memperluas distribusi secara nasional.
Dari Ampera Raya sampai kota lainnya, jasa laundry telah berubah dari “bawa baju ke tetangga” ke “usaha wirausaha digital yang punya flow chart, sistem reservasi, dan pelacakan order.”
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Pemerintah melalui Kick-Off Road to Harbolnas 2025 menegaskan kembali komitmennya memperkuat ekonomi digital nasional dan mengangkat peran UMKM sebagai kurator...
Read moreKegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Tape Singkong, Superfood Nusantara yang Sering Diremehkan Selama ini banyak orang beranggapan bahwa makanan sehat selalu identik dengan harga mahal...