Empat Manfaat Kopi Untuk Kesehatan Mental: Lebih Dari Sekadar Usir Kantuk

Seseorang duduk santai di kafe sambil menikmati secangkir kopi, suasana tenang mendukung relaksasi dan fokus mental. (Sumber: freepik)
Seseorang duduk santai di kafe sambil menikmati secangkir kopi, suasana tenang mendukung relaksasi dan fokus mental. (Sumber: freepik)

Seseorang duduk santai di kafe sambil menikmati secangkir kopi, suasana tenang mendukung relaksasi dan fokus mental

Kopi sering dianggap sebagai penyelamat pagi, minuman yang membantu mengusir kantuk serta membangkitkan energi. Namun di balik aroma dan rasa khasnya, kopi menyimpan efek positif yang jauh melampaui sekadar menjaga mata agar tetap terbuka. Sebuah penelitian besar dari UK Biobank, yang melibatkan lebih dari 152 ribu partisipan, menemukan bahwa konsumsi kopi dalam takaran yang dianjurkan berkaitan erat dengan fungsi otak yang lebih baik dan mental yang lebih sehat.

Kopi mengandung lebih dari seribu senyawa biologis yang memengaruhi sistem saraf pusat. Efeknya tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga psikologis, sosial, serta bisa digunakan sebagai media relaksasi atau meditasi dalam rutinitas sehari-hari. Berikut empat cara kopi bisa meningkatkan kualitas mental Anda:

  1. Dampak Fisiologis
    Kafein dalam kopi bekerja dengan cara menghambat adenosin, yaitu zat di otak yang memicu rasa lelah. Dengan mekanisme ini, tubuh menjadi lebih segar dan pikiran lebih fokus.

    Waktu yang paling efektif untuk minum kopi adalah antara pukul 09.30 hingga 11.30 pagi, saat ritme biologis tubuh mendukung peningkatan kewaspadaan secara alami. Konsumsi rutin sebanyak dua sampai tiga cangkir sehari dapat membantu melindungi sel saraf serta meningkatkan konsentrasi jangka panjang.

  2. Efek Psikologis
    Banyak orang menjadikan kopi sebagai teman ketika menghadapi tekanan pekerjaan atau permasalahan pribadi. Kopi bukan hanya sekadar minuman tetapi menjadi sarana untuk meredakan stres. Studi dari University of North Carolina menunjukkan bahwa peminum kopi secara reguler memiliki semacam “tameng” alami terhadap stres.

    Lebih lanjut, penelitian pada lebih dari 150 ribu orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi kopi dalam jumlah moderat memiliki risiko lebih rendah terhadap gangguan suasana hati, termasuk depresi. Pilihan jenis kopi (misalnya kopi ringan atau sedikit pekat) bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing agar efek psikologisnya maksimal.

  3. Kopi Sebagai Media Meditasi
    Di tengah padatnya aktivitas, menikmati kopi secara perlahan bisa menjadi jeda penting untuk menenangkan pikiran. Istilah “coffee meditation” mulai populer — sebuah praktik sederhana minum kopi tanpa tergesa-gesa, memerhatikan aroma, rasa, hingga sensasi hangatnya di tangan.

    Banyak budaya di dunia sudah menerapkan praktik sejenis. Contohnya upacara kopi di Ethiopia, tradisi fika di Swedia, atau ritual minum teh sore di Inggris yang mirip fungsi kopinya. Semua ini punya inti yang sama: menyediakan ruang untuk diri sendiri, jeda dari segala tuntutan, dan momen refleksi kecil yang dapat membantu meredakan stres.

  4. Faktor Sosial
    Kopi bukan hanya soal minum sendiri. Mengunjungi kafe atau kedai kopi, bertemu teman lama, berbincang serius, brainstorming ide— semua aktivitas ini sering dilakukan sambil ngopi. Suasana yang tercipta di tempat-tempat seperti itu memiliki efek yang positif terhadap mood dan kreativitas.

    Bunyi mesin kopi, obrolan ringan, wangi kopi, suasana santai—semua ini berkontribusi terhadap mental yang lebih baik dibanding saat kita bekerja terus tanpa jeda sama sekali. Kopi menjadi media sosial informal yang membantu membangun koneksi antarmanusia yang mendukung kesehatan psikologis.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED