Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Olahraga dikenal sebagai cara untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Namun, apa yang terjadi jika aktivitas fisik dilakukan ketika tubuh belum cukup beristirahat? Menurut laporan di CNN Indonesia, memaksakan tubuh berolahraga dalam kondisi kurang tidur bisa mengundang dampak serius.
Dalam artikel tersebut dikemukakan beberapa konsekuensi negatif yang bisa terjadi jika seseorang tetap memaksakan diri berolahraga ketika tubuh lelah karena kurang tidur. Berikut penjelasan lengkapnya dan bagaimana kita bisa mengatasinya.
Berdasarkan laporan dari CNN Indonesia, berikut adalah lima area utama yang berisiko terganggu:
Ketika tubuh belum pulih dengan cukup dari tidur, kemampuan otot dan stamina akan lebih rendah. Latihan yang biasanya bisa dijalankan dengan baik akan terasa berat dan sulit dilanjutkan.
Kondisi lelah akibat tidur kurang bisa membuat semangat dan motivasi untuk berolahraga menurun signifikan. Aktivitas fisik menjadi terasa beban daripada menyenangkan.
Tubuh yang tidak segar cenderung lebih rentan terhadap stres fisik. Dalam kondisi seperti itu, struktur otot, ligamen, dan jaringan pendukung lebih mudah cedera.
Saat Anda berolahraga dengan tubuh tidak pulih sempurna, jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan aliran darah. Akibatnya, tekanan dan beban pada jantung meningkat.
Kurang tidur mengganggu proses pemulihan di tingkat sel, hormon, dan jaringan tubuh. Dengan demikian, hasil latihan tidak akan maksimal dan tubuh bisa mengalami stres oksidatif atau peradangan lebih besar.
Fenomena ini makin diperkuat oleh penelitian ilmiah bahwa insomnia atau kurang tidur dapat berpengaruh negatif terhadap fungsi otot melalui mekanisme degradasi protein otot dan regulasi jam biologis jaringan otot. (Studi arXiv)
Selain itu, laporan lain menyebutkan bahwa memaksakan olahraga setelah begadang dapat meningkatkan kadar hormon stres (kortisol), yang pada gilirannya menghambat perbaikan jaringan dan pertumbuhan otot.
Ketika tidur kurang, tubuh tidak punya cukup waktu untuk memperbaiki kerusakan mikro di otot akibat latihan sebelumnya. Akibatnya, otot tidak sempat pulih dengan baik dan ketika dipaksa lagi untuk latihan, kerusakan bisa menumpuk. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mengatur degradasi protein otot menjadi lebih aktif saat insomnia, sehingga massa otot dan kekuatan bisa menurun.
Jantung dan pembuluh darah harus bekerja ekstra saat tubuh lelah. Peningkatan denyut jantung basal, tekanan darah fluktuatif, dan reaktivitas sistem vaskular dapat terjadi ketika beban latihan ditempelkan di atas beban stres karena kurang tidur.
Tidur memengaruhi hormon pertumbuhan, kortisol, dan hormon anabolik. Kurang tidur mengganggu hormon pertumbuhan yang penting untuk pemulihan dan pembentukan otot. Di lain sisi, hormon stres seperti kortisol bisa meningkat, yang dapat memicu peradangan dan beban sistem imun.
Kurang tidur membuat respons imun melemah, sehingga tubuh lebih rentan terhadap peradangan kronis ketika diberi beban besar seperti olahraga intens. Peradangan berlebih bisa menghambat pemulihan dan meningkatkan risiko cedera jaringan.
Orang yang terus memaksakan latihan saat kurang tidur bisa mengalami cedera jangka panjang, yang memerlukan perawatan fisik, terapi, atau intervensi medis. Biaya tidak hanya terkait medis, tetapi juga waktu yang hilang dari aktivitas produktif.
Jika latihan menjadi sumber stres tambahan karena tubuh lelah, ini bisa mengganggu suasana hati, kualitas tidur berikutnya, dan keseimbangan psikologis. Seseorang bisa berada dalam lingkaran kelelahan terus‑menerus: kurang tidur menyebabkan tubuh stres, olahraga memperparah kelelahan, lalu tidur makin terganggu.
Dalam artikel dari Tempo, dijelaskan bahwa fenomena memaksakan olahraga saat tubuh lelah memang sering muncul sebagai motivator ekstrem, padahal bisa menyebabkan kerugian bagi sistem kardiovaskular dan otot. Selain itu, beberapa media kesehatan menyebutkan bahwa begadang kronis berdampak pada sistem imun, metabolisme, dan hormon stres.
Agar Anda tetap aktif secara fisik tanpa membahayakan tubuh, berikut langkah yang bisa diterapkan:
Saat tidur Anda kurang, turunkan intensitas latihan (misalnya dari HIIT ke jalan santai atau peregangan) dan batasi durasi agar tubuh tidak dipaksa melebihi batas.
Sisipkan sesi pemulihan ringan seperti yoga, peregangan pasca latihan, atau gerak mobilitas agar aliran darah dan oksigen membantu jaringan pulih.
Menjaga pola tidur yang konsisten, lingkungan tidur nyaman, dan kebiasaan pra-tidur sehat (hindari gadget, kafein larut malam) akan membantu tubuh siap untuk berolahraga.
Kalau merasa sangat lelah, pusing, atau sakit otot berlebihan, tidak ada salahnya untuk memberi istirahat ekstra dan skip sesi olahraga intens.
Pada hari-hari tidur kurang, fokus pada latihan ringan seperti berjalan cepat, peregangan dinamis, atau latihan mobilitas daripada beban berat.
Jika tubuh menunjukkan sinyal buruk seperti detak jantung tinggi saat istirahat, nyeri berlebih, atau gangguan tidur yang makin parah, sebaiknya konsultasi dengan profesional medis.
Para pelatih, gym, atau komunitas kebugaran bisa membantu anggotanya agar tidak memaksakan latihan saat tidur kurang. Beberapa strategi yang relevan:
Edukasi anggota mengenai pentingnya tidur dalam rutinitas latihan
Jadwalkan sesi latihan dengan opsi intensity ringan atau hari pemulihan
Luncurkan modul kebugaran yang menggabungkan manajemen tidur dan pemulihan
Dorong penggunaan wearable atau pelacak kualitas tidur agar latihan disesuaikan dengan kondisi tubuh
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini identik dengan penyakit orang tua. Namun kenyataannya, kondisi ini kini semakin banyak ditemukan...