Kepala BNN Uraikan Perjalanan Dewi Astutik dari Scamming ke Bisnis Sabu Skala Global

Kepala BNN mengungkap perjalanan Dewi Astutik yang disebut pernah terlibat scamming di Kamboja sebelum menjadi bagian jaringan sabu internasional. (Foto: Istimewa)
Kepala BNN mengungkap perjalanan Dewi Astutik yang disebut pernah terlibat scamming di Kamboja sebelum menjadi bagian jaringan sabu internasional. (Foto: Istimewa)

Kepala BNN mengungkap perjalanan Dewi Astutik yang disebut pernah terlibat scamming di Kamboja sebelum menjadi bagian jaringan sabu internasional

Badan Narkotika Nasional mengungkap rangkaian perjalanan Dewi Astutik atau PAR yang sebelumnya dikenal sebagai buron kasus penyelundupan dua ton sabu senilai Rp 5 triliun. Menurut Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto, Dewi tidak melarikan diri ke Kamboja untuk menghindari kejaran aparat. Ia justru berada di negara tersebut sejak awal untuk terlibat dalam aktivitas scamming yang menawarkan keuntungan cepat.

“Dari analisa dan pendalaman, yang bersangkutan PAR alias DA bukan kabur ke Kamboja, namun memang awalnya PAR alias DA ini bersentuhan dengan fenomena scamming di Kamboja, karena cepat menghasilkan uang,” kata Komjen Suyudi Ario Seto.

Awal Keterlibatan Scamming dan Pertemuan dengan WN Nigeria

Berdasarkan data dari BNN, Dewi masuk ke Kamboja sekitar Februari 2023. Selama berada di sana, ia bekerja di pusat scamming yang dikenal dengan istilah scam love. Dalam keterangan Suyudi, Dewi berperan sebagai translator selama satu bulan sebelum mengundurkan diri karena merasa tidak cocok.

“PAR alias DA pernah menjadi translator penerjemah di tempat scamer atau scam love, tapi hanya 1 bulan dan mengundurkan diri karena merasa tidak bisa atau tidak cocok bekerja di tempat tersebut,” ujarnya.

Sesudah keluar dari tempat tersebut, Dewi bertemu dengan seorang warga negara Nigeria berinisial DON, sosok yang kemudian disebut sebagai godfather dalam jaringan internasional yang menaungi Dewi. Pertemuan ini menjadi titik balik keterlibatan Dewi dalam bisnis narkotika lintas negara.

“DON inilah yang menjadi caretaker dan godfather PAR alias DA selama di Kamboja. Karena di Kamboja PAR merasa bisa kendalikan semua jaringan dengan uang,” jelas Suyudi.

Menurut penjelasan BNN, pola kerja keduanya cukup terstruktur. Dewi mengatur suplai, pengemasan, dan penempatan kurir, sementara DON bertanggung jawab pada penyediaan barang dan pendanaan jaringan. Aktivitas mereka mencakup sejumlah wilayah Asia, Afrika, hingga Amerika Latin.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED