Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Fenomena penggunaan artificial intelligence (AI) seperti chatbot untuk menilai kondisi kesehatan mental semakin meningkat di kalangan remaja dan dewasa muda. Menurut dr Kristiana Siste, psikiater Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI-RSCM), praktik ini memiliki risiko tinggi karena AI tidak dirancang untuk memberikan diagnosis klinis.
Remaja kini sering menggunakan AI untuk menilai kepribadian atau menduga kondisi mental mereka, seperti depresi atau kecemasan. Banyak yang merasa nyaman berbagi keluhan dengan chatbot karena minimnya komunikasi dalam keluarga, sehingga AI menjadi tempat curhat virtual yang dianggap lebih aman dibanding berbicara dengan orang tua atau teman dekat.
dr Siste menyoroti praktik berbahaya di mana pengguna memposting hasil diagnosa dari AI ke media sosial dan melakukan self-treatment tanpa bimbingan profesional. Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental, karena gejala yang terlihat mirip sering kali memiliki penyebab berbeda yang memerlukan evaluasi medis.
Selain itu, ketergantungan berlebihan pada chatbot bisa membuat anak muda semakin menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka merasa lebih dipahami oleh AI dibanding manusia, sehingga interaksi sosial dan dukungan keluarga bisa berkurang.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...