Kontroversi Gizi MBG: Pro dan Kontra Ide Cucun Soal Pengawas dari SMA

Pernyataan Wakil Ketua DPR Cucun soal tenaga gizi MBG cukup lulusan SMA memicu kontroversi dan kritik publik dan profesional gizi. (Foto: KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Pernyataan Wakil Ketua DPR Cucun soal tenaga gizi MBG cukup lulusan SMA memicu kontroversi dan kritik publik dan profesional gizi. (Foto: KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)

Pernyataan Wakil Ketua DPR Cucun soal tenaga gizi MBG cukup lulusan SMA memicu kontroversi dan kritik publik dan profesional gizi

Wakil Ketua DPR RI dari PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, tengah menjadi pusat kontroversi usai video pernyataannya dalam forum konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG Kabupaten Bandung viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, Cucun mengklaim bahwa kehadiran ahli gizi profesional dalam program Makan Bergizi Gratis tidaklah penting, dan cukup dengan tenaga lulusan SMA yang diberi pelatihan singkat.

Kontroversi Usulan dan Pernyataan Cucun di Forum Gizi

Dalam forum internal SPPG MBG di Bandung, seorang ahli gizi sempat menyampaikan masukan serius agar Badan Gizi Nasional (BGN) menjalin kerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). Tujuannya agar standar gizi di dapur MBG tetap profesional dan aman. Namun, usulan tersebut langsung dibantah oleh Cucun dengan nada keras: “Tidak perlu ahli gizi, tidak perlu Persagi … Yang penting satu tenaga yang mengawasi gizi.”

Lebih lanjut, Cucun berencana mengubah istilah “ahli gizi” dalam regulasi menjadi “tenaga yang menangani gizi.” Menurut dia, posisi tersebut nantinya bisa diisi oleh lulusan SMA. Ia menyebut akan menyelenggarakan pelatihan selama tiga bulan dan memberi sertifikasi melalui BNSP, sehingga lulusan SMA bisa mengawasi pelaksanaan MBG tanpa latar edukasi tinggi di bidang gizi.

Pernyataan ini disertai jaminan pengawasan: karena MBG bersumber dari APBN, Cucun menekankan adanya audit internal dan pos audit untuk mitra penyelenggara, KSPPG, dan tenaga pengawas gizi. Sementara itu, ia menuduh beberapa praktisi gizi bersikap “sombong” karena latar pendidikan mereka.

Reaksi Publik dan Profesional Gizi

Usulan Cucun tersebut memicu kecaman dari masyarakat luas dan para profesional gizi. Banyak yang menilai bahwa usulnya merendahkan kompetensi orang yang telah menempuh pendidikan tinggi di bidang gizi. Critic menyebut bahwa mengandalkan lulusan SMA yang dilatih hanya selama beberapa bulan bisa menurunkan kualitas pengawasan gizi, terutama dalam skema besar seperti MBG.

Bahkan, warganet menyebut pernyataan Cucun “tidak logis” dan “tidak menghargai profesi”. Kritik juga datang dari pihak politis: video viral tersebut dianggap mencerminkan kegagalan memahami pentingnya keahlian gizi dalam kesehatan masyarakat.

Perspektif Kebijakan dan Kesehatan Publik

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED