Panduan Aman Memulai Olahraga bagi Orang Obesitas Menurut Dokter

Dokter olahraga memberikan panduan aman memulai latihan bagi penderita obesitas agar terhindar dari cedera dan menjaga motivasi tetap konsisten. (Foto: kliniktulangbelakang.com)
Dokter olahraga memberikan panduan aman memulai latihan bagi penderita obesitas agar terhindar dari cedera dan menjaga motivasi tetap konsisten. (Foto: kliniktulangbelakang.com)

Dokter olahraga memberikan panduan aman memulai latihan bagi penderita obesitas agar terhindar dari cedera dan menjaga motivasi tetap konsisten

Memulai olahraga dalam kondisi obesitas sering kali menjadi tantangan besar. Bagi banyak orang, keinginan menurunkan berat badan kerap diiringi rasa takut cedera, napas yang cepat habis, atau nyeri otot setelah latihan pertama. Namun, dengan strategi yang tepat, olahraga tetap bisa dilakukan secara aman dan menyenangkan.

Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Eka Hospital BSD, Maria Lestari, langkah awal yang benar akan sangat menentukan keberhasilan jangka panjang bagi orang dengan berat badan berlebih. Ia menjelaskan bahwa pada orang dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 30, beban yang diterima oleh sendi seperti lutut, pergelangan kaki, dan pinggul jauh lebih besar.

“Kalau langsung olahraga intensitas tinggi seperti HIIT atau angkat beban berat tanpa adaptasi, risikonya meningkat,” kata Maria saat dihubungi melalui pesan singkat pada Kamis (23/10).

Maria menambahkan bahwa risiko cedera pada sendi atau cedera akibat penggunaan berlebihan seperti plantar fasciitis, shin splint, dan bursitis bisa meningkat jika latihan dilakukan tanpa tahapan adaptasi. Selain itu, tubuh yang belum terbiasa berolahraga berat bisa merasa “kaget”, sehingga motivasi menurun setelah beberapa kali latihan.


1. Mulai dari Olahraga Low-Impact

Maria menyarankan untuk memulai dengan olahraga aerobik berdampak rendah (low-impact) yang tidak membebani sendi. Jenis latihan seperti jalan cepat di permukaan datar, bersepeda statis, berenang, atau menggunakan elliptical trainer dapat menjadi pilihan aman.

Baca Juga:  Tips Alami Menyembuhkan Luka Ringan dengan Bahan Tradisional

“Jenis olahraga ini relatif aman bagi sendi karena tidak menimbulkan benturan besar, tetapi tetap efektif meningkatkan kapasitas jantung dan paru,” ujar Maria.

Olahraga low-impact juga membantu tubuh beradaptasi secara perlahan, meningkatkan kebugaran, dan menyiapkan otot untuk tahap latihan selanjutnya tanpa menimbulkan rasa nyeri berlebih.


2. Fokus pada Penguatan Otot Tubuh

Selain latihan aerobik, penguatan otot sangat penting untuk menopang pergerakan tubuh. Maria merekomendasikan latihan bodyweight sederhana seperti squat ringan, bridge, atau plank modifikasi.

“Kalau otot tubuh bagian bawah kuat, beban pada sendi bisa lebih seimbang dan risiko cedera menurun,” tambahnya.

Latihan penguatan otot (strength training) juga membantu mempercepat metabolisme tubuh dan membakar lemak lebih efisien, meski intensitasnya rendah.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED