BBM E10 Segera Berlaku, Pertamina Pastikan Dukungan Penuh

Pertamina menyatakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang akan mewajibkan BBM mengandung etanol 10 persen atau E10 demi transisi energi bersih. (Foto: Shutterstock/Africa Studio)
Pertamina menyatakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang akan mewajibkan BBM mengandung etanol 10 persen atau E10 demi transisi energi bersih. (Foto: Shutterstock/Africa Studio)

Pertamina menyatakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang akan mewajibkan BBM mengandung etanol 10 persen atau E10 demi transisi energi bersih

PT Pertamina (Persero) menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah yang akan mewajibkan kandungan etanol 10 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Program ini dikenal dengan sebutan E10, yang berarti bahan bakar campuran bensin dan etanol sebesar 10 persen.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan bahwa kebijakan ini bukan hal baru di dunia. Menurutnya, berbagai negara telah lama menerapkan standar BBM berbasis etanol dalam upaya mengurangi emisi karbon.

“Kita akan dukung arahan pemerintah, dan kita tahu di beberapa negara sudah banyak yang mencampur etanol. Bahkan di Brasil, ada yang sudah menerapkan campuran 100 persen (E100), sementara negara lain seperti E20,” kata Simon.

Ia menambahkan bahwa langkah pemerintah ini sejalan dengan inisiatif Pertamina dalam mendorong transisi energi menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi. “Ini juga bagian dari upaya kami menciptakan produk BBM dengan emisi yang lebih rendah,” ujarnya.


Mendukung Transisi Energi dan Kemandirian Bahan Bakar

Rencana pemerintah untuk menerapkan mandatori campuran etanol 10 persen pada BBM sudah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, pemerintah kini sedang menyusun peta jalan (road map) penerapan E10 agar berjalan bertahap dan terukur.

Bahlil menjelaskan bahwa penggunaan etanol dalam BBM bukan hanya untuk menekan impor bahan bakar, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap ekonomi dalam negeri. “Tujuannya adalah mengurangi impor. Etanol ini bisa dihasilkan dari singkong atau tebu, yang berarti mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Bahlil.

Ia juga menegaskan bahwa kebijakan ini sudah terbukti berhasil di sejumlah negara. Brasil, misalnya, telah mencampur bensinnya dengan etanol hingga 27 persen, bahkan di beberapa wilayah mencapai 100 persen.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED