Menyelami Sejarah Omah Lowo dan Perubahannya Menjadi Ikon Kota Solo

Omah Lowo Solo kini menjadi Rumah Heritage Batik Keris setelah revitalisasi bangunan kolonial penuh cerita sejarah. (Foto: Istimewa)
Omah Lowo Solo kini menjadi Rumah Heritage Batik Keris setelah revitalisasi bangunan kolonial penuh cerita sejarah. (Foto: Istimewa)

Omah Lowo Solo kini menjadi Rumah Heritage Batik Keris setelah revitalisasi bangunan kolonial penuh cerita sejarah

Solo selalu menyimpan kisah menarik di balik bangunan bersejarahnya. Salah satunya adalah Omah Lowo, rumah legendaris dengan cerita kelelawar yang kini bertransformasi menjadi Heritage Batik Keris yang memesona. Dari luar, fasad bangunannya tetap menampilkan nuansa klasik kolonial, sementara bagian dalamnya memadukan kisah sejarah, seni lokal, dan gaya hidup modern yang menjadikannya unik di jantung Kota Solo.

Sejarah dan Evolusi Omah Lowo

Omah Lowo dibangun pada awal abad ke-20 (sekitar tahun 1920) oleh saudagar kaya Solo bernama Sie Djian Ho sebagai hunian bergaya kolonial. Arsitekturnya menggabungkan gaya Indis tropis dan sentuhan Art Deco yang populer pada masa itu, dengan jendela tinggi, pilar besar, dan ruang dalam yang lapang.

Setelah masa kolonial, bangunan ini sempat berubah fungsi berkali-kali. Ia pernah menjadi markas perjuangan, kantor Pegadaian, gedung veteran, hingga kantor urusan haji dan Kamar Dagang di Solo. Namun seiring waktu, bangunan megah ini lama terbengkalai dan dikenal warga sekitar sebagai rumah angker karena banyak dihuni kelelawar. Dari situlah muncul nama Omah Lowo, yang dalam bahasa Jawa berarti “Rumah Kelelawar”.

Kisah kelam itu berubah ketika keluarga besar Batik Keris mengambil alih dan memulai proses restorasi besar pada tahun 2016. Proses pemugaran berlangsung selama beberapa tahun hingga akhirnya resmi dibuka sebagai Rumah Heritage Batik Keris pada 20 Oktober 2020, bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional.

Dalam proses restorasi, pengelola berkomitmen mempertahankan struktur asli bangunan kolonial, termasuk lantai tegel antik, dinding bata tebal, serta ornamen kayu khas tempo dulu. Semua itu dipadukan dengan fungsi baru sebagai galeri batik, butik, ruang edukasi, dan kafe modern yang nyaman untuk pengunjung.

Bangunan Omah Lowo di Solo melewati transformasi dari rumah tua berjulukan “rumah kelelawar” menjadi destinasi heritage. (Instagram.com/lapalma.landscape)

Daya Tarik dan Aktivitas di Omah Lowo

Omah Lowo kini menjadi destinasi wisata budaya dan gaya hidup baru di Solo. Berikut beberapa daya tarik utamanya:

1. Galeri dan Museum Batik
Pengunjung bisa melihat koleksi batik khas Solo serta menyaksikan langsung proses pembuatannya. Area ini juga menjual koleksi batik premium dari Batik Keris yang menonjolkan keindahan motif tradisional.

2. Kafe dan Ruang Santai
Bagian belakang bangunan diubah menjadi kafe berdesain kolonial modern. Pengunjung dapat menikmati kopi khas Nusantara, hidangan tradisional, dan menu kontemporer dalam suasana santai dan elegan.

3. Arsitektur dan Spot Fotografi
Setiap sudut bangunan memiliki detail arsitektur menawan, mulai dari jendela tinggi, tegel antik, hingga taman bergaya Eropa-Jawa. Tak heran jika banyak pengunjung menjadikannya lokasi foto pre-wedding dan konten media sosial.

4. Dukungan UMKM dan Produk Lokal
Selain batik, butik di dalam gedung juga menjual berbagai produk lokal dan kerajinan tangan dari UMKM sekitar Solo. Dengan membeli produk, pengunjung ikut mendukung pelaku usaha lokal.

5. Event dan Pameran Budaya
Omah Lowo sering menjadi lokasi pameran seni, pertunjukan musik tradisional, hingga acara komunitas kreatif. Agenda kegiatan biasanya diumumkan melalui media sosial resmi Heritage Batik Keris.

Lokasi, Akses, dan Jam Operasional

Omah Lowo terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1, Laweyan, Solo, tidak jauh dari Stasiun Purwosari. Lokasinya strategis dan mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Dari stasiun, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar lima menit untuk sampai ke lokasi.

Jam operasional Omah Lowo adalah setiap hari pukul 09.00–21.00 WIB. Tidak ada tiket masuk khusus, namun pengunjung biasanya diminta melakukan pembelanjaan minimum di butik sekitar Rp25.000–Rp50.000 untuk menikmati area heritage dan fasilitas di dalamnya.

Pelajari sejarah Omah Lowo Solo, bagaimana rumah bergaya kolonial yang ditinggalkan kini menjadi ikon heritage Batik Keris. (Foto: Traveloka)

Nilai Budaya dan Keunikan Omah Lowo

Transformasi Omah Lowo dari rumah angker menjadi ikon budaya membawa nilai penting bagi pelestarian sejarah Solo. Bangunan ini berhasil menghadirkan suasana kolonial yang autentik sekaligus memberikan ruang hidup baru bagi generasi muda untuk mengenal warisan batik dan arsitektur klasik.

Beberapa keunikannya antara lain:

  • Transformasi dramatis, dari rumah kelelawar menjadi pusat seni dan budaya.

  • Arsitektur kolonial langka yang masih dipertahankan dengan detail autentik.

  • Fungsi ganda sebagai museum hidup, butik, dan ruang nongkrong modern.

  • Lokasi strategis yang dekat dengan kawasan heritage lain seperti Laweyan dan Pasar Klewer.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED