Pembangunan Sekolah Rakyat Tahap II Dimulai September 2025, Target Rampung Juni 2026

Kalau kamu ingat program “Sekolah Rakyat”, sekarang giliran tahap keduanya nih. Presiden Prabowo bersama Kementerian PU sudah mengumumkan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat Tahap II bakal dimulai pada September 2025, dan ditargetkan rampung pada Juni 2026, bersamaan dengan persiapan tahun ajaran baru. Kita ulas yuk apa saja yang mesti disiapkan pemerintah, targetnya seperti apa, dan detail penting di balik proyek ambisius ini.

1. Kenapa Tahap II Sekolah Rakyat Jadi Penting?

Program ini bukan sekadar bangun gedung sekolah biasa. Tujuannya lebih besar: menyediakan pendidikan gratis dan bermutu bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Lewat Inpres Nomor 8 Tahun 2025, pemerintah ingin membentuk sekolah berbasis asrama yang membebaskan beban ekonomi keluarga—antrian biaya masuk, seragam, buku, serta akomodasi jadi tanggungan negara.

Bayangkan: anak-anak yang sebelumnya tak bisa sekolah karena kondisi ekonomi, kini punya akses penuh dengan pendampingan intensif berupa pendidikan formal, keterampilan hidup, dan pendidikan vokasional. Semua di satu atap—rumah, sekolah, asrama.

2. Rencana Dimulai September, Patut Dirampungkan Juni 2026

Menteri PU, Dody Hanggodo, sudah buka suara—semua mulai September 2025 dan harus selesai Juni 2026. Artinya, pembangunan (konstruksi fisik) akan berjalan cepat selama kurang lebih 10 bulan.

Konstruksi tahap I sebelumnya sudah tuntas dan digunakan untuk tahun ajaran 2025/2026. Sekarang, pemerintah berencana menambah 100 lokasi baru untuk tahun ajaran 2026/2027. Jika tahap I juga 100 titik, total Sekolah Rakyat mencapai 200 unit!.

3. Besaran Anggaran Fantastis: Dari Rp1,76 Triliun ke Rp24,9 Triliun

Coba bayangkan: proyek tahap I ditanggulangi dengan Rp1,76 triliun—Rp570 miliar untuk pembangunan fisik oleh Kementerian PU, serta Rp1,19 triliun untuk operasional melalui Kemensos saat itu.

Nah, untuk tahap II, anggarannya jauh lebih besar: Rp24,9 triliun disiapkan untuk pembangunan sekolah yang permanen dan operasionalnya. Ini semacam loncatan besar yang menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pendidikan inklusif.

4. Proses Teknis: Lelang Agustus, Konstruksi September

Lebih teknis lagi, proses lelang proyek Sekolah Rakyat Tahap II akan dimulai Agustus 2025. Setelah pemenang kontrak ditetapkan, pengerjaan fisik dimulai September langsung. Target rampung: 30 Juni 2026—1 bulan menjelang tahun ajaran baru yang direncanakan Juli 2026.

5. Fokus Pendidikan dan Karakter, Bukan Sekadar Bangunan

Sekolah Rakyat bertalenta untuk lebih dari sekadar ruang kelas. Kurikulumnya menggabungkan pendidikan formal, vokasi, serta pembentukan karakter dan kepemimpinan. Adanya fasilitas asrama juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang intensif, inklusif, sekaligus mendukung gizi dan kesehatan anak-anak kurang mampu.

Tujuannya lebih besar: memutus mata rantai kemiskinan lewat pendidikan berkualitas—sebuah gaya transformasi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.

6. Agenda Pemerintah: 100 Unit Tambah 100 Unit per Tahun

Presiden Prabowo menyebut target ambisius: membangun 100 Sekolah Rakyat setiap tahun. Jadi ini bukan program satu kali—melainkan agenda berkelanjutan.

Dengan demikian, pada 2025 sudah rampung 100, dan 2026 tambah 100 lagi. Konsep ini akan terus berjalan, dengan target jangka panjang hingga seluruh pelosok negeri terjangkau.

7. Infrastruktur Tetap Prioritas, Tapi Sekarang ‘Mendukung’ Pendidikan

Menurut Menteri PU, di tahun 2026 ada delapan agenda prioritas nasional, termasuk pendidikan. Infrastruktur tetap prioritas—tetapi sekarang malah jadi bagian dari “support system” untuk prioritas yang lebih besar seperti sekolah rakyat, ketahanan pangan, dan lainnya.

8. Dampak Nyata: Pemerataan Akses Pendidikan

• Anak-anak dari keluarga miskin ekstrem bisa sekolah, tinggal di asrama, belajar tanpa beban biaya.

• Lonjakan sekolah berkualitas di daerah-daerah terluar, bukan hanya di kota besar.

• Penguatan jejaring pendidikan, melibatkan PU dan Kemensos sebagai lembaga utama.

• Memacu ekonomi lokal—karena pembangunan sekolah, seperti lapangan kerja, kontraktor lokal, pasokan bahan bangunan ikut bergerak.