Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Fenomena fatherless atau ketiadaan sosok ayah dalam kehidupan anak kini menjadi perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan data Mikro Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas BPS) Maret 2024, sebanyak 15,9 juta anak Indonesia atau sekitar 20,1 persen dari total 79,4 juta anak di bawah usia 18 tahun tumbuh tanpa figur ayah yang hadir secara penuh.
Istilah “fatherless” tidak selalu berarti seorang anak benar-benar tidak memiliki ayah secara fisik. Dalam banyak kasus, sang ayah memang ada di rumah, namun tidak hadir secara emosional dalam proses tumbuh kembang anak. Kondisi ini semakin sering terjadi di era modern, di mana banyak orangtua laki-laki harus bekerja dengan mobilitas tinggi.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Rahmat Hidayat, menjelaskan bahwa ketidakhadiran figur ayah, baik secara fisik maupun emosional, memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurutnya, peran ayah penting untuk membentuk rasa percaya diri, identitas diri, serta stabilitas emosional.
“Banyak keluarga masa sekarang yang mengalami ketidakhadiran ayah karena faktor pekerjaan yang menuntut mobilitas tinggi. Namun, kehadiran ayah tetap dibutuhkan untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial anak,” kata Rahmat dalam laman resmi UGM, dikutip Kamis (16/10/2025).
Rahmat juga menegaskan bahwa proses tumbuh kembang anak melibatkan tiga aspek utama, yaitu pembelajaran observasional, perilaku (behavioral), dan kognitif. Ketiganya membutuhkan kehadiran figur ayah sebagai role model atau teladan bagi anak dalam berinteraksi, mengelola emosi, hingga membentuk sikap tanggung jawab.
Ketidakhadiran ayah, lanjut Rahmat, menyebabkan anak kehilangan contoh perilaku yang sehat dalam mengendalikan diri dan bersosialisasi. “Anak yang tidak memiliki figur ayah cenderung kesulitan memahami batasan, disiplin, serta nilai tanggung jawab sosial,” jelasnya.
Dari data Susenas BPS, dari total 15,9 juta anak yang tergolong fatherless, sebanyak 4,4 juta anak hidup di keluarga tanpa ayah, sementara 11,5 juta anak lainnya tinggal bersama ayah yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu, atau rata-rata lebih dari 12 jam per hari. Kondisi ini membuat interaksi emosional antara ayah dan anak menjadi sangat terbatas.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini identik dengan penyakit orang tua. Namun kenyataannya, kondisi ini kini semakin banyak ditemukan...