Peneliti Belanda: Buzzer di Indonesia Kini Tak Lagi Hobi, Tapi Sudah Jadi Industri

Ilustrasi Fenomena Buzzer (Sumber: Detik.com)
Ilustrasi Fenomena Buzzer (Sumber: Detik.com)

Ilustrasi Fenomena Buzzer

Menurut peneliti asal Belanda, buzzer di Indonesia semakin menunjukkan ciri sebagai industri yang terstruktur, bukan cuma aktivitas spontan warganet. Mereka ditugasi oleh elite politik dan pebisnis untuk menyebarkan narasi yang diinginkan, terutama dalam konteks menekan opini publik.

Industri buzzer ini beroperasi seperti agensi: menyediakan layanan campaign digital, like otomatis, memposting konten pro, dan membuat komentar yang tampak organik meski sebenarnya dikoordinasi. Keberadaan buzzer bukan sekadar endorse produk—tapi sudah menjadi alat pengaruh politik yang disewakan.

Fenomena ini berbahaya karena bisa menimbulkan mis-/disinformasi, memperburuk polarisasi sosial, bahkan melemahkan kepercayaan publik pada institusi demokrasi. Dalam konteks keamanan negara, aktivitas buzzer seperti ini masuk dalam cakupan psywar atau peperangan informasi digital.

Lebih lanjut, buzzer mengabdi pada logika patron-klien. Mereka dibayar untuk menyuarakan narasi tertentu. Pola ini menciptakan ketidaksetaraan dalam strategi komunikasi sosial—di mana suara berbayar tampak lebih kuat ketimbang wacana organik publik.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED