Membedah Pola Permainan John Herdman Calon Pelatih Timnas Indonesia dengan Rekam Jejak di Kanada

John Herdman masuk bursa pelatih Timnas Indonesia. Analisis lengkap gaya taktiknya dan bagaimana strateginya bisa diterapkan untuk skuad Garuda. (Foto: FIFA.com)
John Herdman masuk bursa pelatih Timnas Indonesia. Analisis lengkap gaya taktiknya dan bagaimana strateginya bisa diterapkan untuk skuad Garuda. (Foto: FIFA.com)

John Herdman masuk bursa pelatih Timnas Indonesia

Ketertarikan publik terhadap calon pelatih baru Timnas Indonesia semakin besar setelah munculnya nama John Herdman dalam daftar kandidat yang sedang dipertimbangkan. Menurut laporan dari sumber Inggris, Herdman telah menjalani wawancara dengan perwakilan federasi sepak bola Indonesia yang saat ini berada di Eropa untuk bertemu beberapa calon pelatih. Kehadiran Herdman disebut menjadi salah satu opsi kuat setelah posisi Patrick Kluivert dilepas.

Nama Herdman bukan sosok asing dalam panggung internasional. Berdasarkan data dari berbagai sumber sepak bola, ia adalah pelatih yang pernah membawa Timnas Kanada kembali tampil di Piala Dunia 2022 setelah absen selama 36 tahun. Tidak hanya itu, gaya taktiknya banyak dipuji analis Eropa sebagai kombinasi antara fleksibilitas struktur dan pendekatan berorientasi pemain.

Artikel ini membedah secara mendalam gaya permainan Herdman, rekam jejaknya bersama Kanada, serta bagaimana pendekatan taktiknya berpotensi diadaptasi untuk Timnas Indonesia di masa mendatang.

Latar Belakang dan Catatan Karier John Herdman

John Herdman lahir di Consett, Inggris, pada 19 Juli 1975. Berdasarkan catatan perjalanan kariernya, ia memulai kiprah kepelatihan dari level akademi sebelum akhirnya naik ke panggung internasional. Herdman dikenal sebagai pelatih yang menonjol dalam pengembangan karakter pemain dan pemahaman struktur permainan yang disiplin.

Menurut laporan yang memuat data resmi pertandingan Kanada, Herdman membukukan 36 kemenangan, 7 hasil imbang, dan 15 kekalahan selama melatih tim tersebut pada periode 2018 sampai 2023. Walau Kanada tersingkir di fase grup Piala Dunia 2022 setelah kalah dari Belgia, Kroasia, dan Maroko, performa tim tetap dianggap meningkat signifikan dari segi mentalitas dan pola bermain.

Salah satu pencapaian Herdman yang kerap disorot adalah keberhasilannya membangun generasi emas Kanada dengan memaksimalkan potensi pemain muda seperti Alphonso Davies, Jonathan David, dan Tajon Buchanan. Berdasarkan analisis Analis Sepak Bola Inggris Kevin Pullein, Herdman menempatkan filosofi permainan berbasis fleksibilitas taktik sebagai identitas utama timnya.

Fleksibilitas Taktik sebagai Ciri Khas Herdman

Gaya bermain Herdman bisa dipahami melalui dua fokus utama yaitu fleksibilitas formasi dan kemampuan memadukan karakter pemain dalam struktur permainan.

Formasi 3-4-3 dan Peran Trio Lini Depan

Dalam sejumlah pertandingan penting, Herdman sering menurunkan sistem 3-4-3 atau 3-4-2-1. Dalam skema ini, Jonathan David, Cyle Larin, dan Alphonso Davies kerap menjadi motor serangan. Davies diberikan kebebasan bergerak untuk mengeksplorasi ruang dan memancing bek lawan keluar dari posisi.

Menurut catatan taktik yang dibahas dalam ulasan Kevin Pullein, pendekatan ini memberi Kanada keunggulan transisi yang dinamis serta variasi rotasi lini depan yang sulit diprediksi. Ketiga pemain tersebut saling bertukar posisi secara fluid untuk menciptakan ruang dan memecah organisasi pertahanan lawan.

Adaptasi ke Pola Empat Bek

Saat menghadapi tim dengan intensitas serangan lebih tinggi, Herdman tidak ragu mengubah formasi menjadi 4-4-2 atau 4-2-3-1. Berdasarkan laporan analisis pertandingan Kanada, perubahan ini memberi stabilitas di lini belakang sekaligus membantu tim melakukan bentuk pressing yang lebih terarah.

Kemampuan Herdman membaca momentum dan kebutuhan pertandingan menjadi alasan mengapa banyak pihak menilai ia cocok menangani tim dengan gaya sepak bola modern yang membutuhkan adaptasi cepat.

Penguasaan Bola, Build-up, dan Kreativitas Sayap

Salah satu keunggulan Herdman selama menangani Kanada terlihat dari cara timnya membangun serangan dari belakang. Dalam skema tiga bek, gelandang seperti Stephen Eustaquio kerap turun mendukung sirkulasi bola dengan menciptakan bentuk 3 plus 1. Pola ini bertujuan memberi jalur progresi sejak dari lini pertama.

Saat menggunakan formasi empat bek, satu gelandang kembali merapat ke area pertahanan untuk memastikan Kanada unggul jumlah pemain dalam situasi build-up. Menurut analisis pertandingan yang dipublikasikan berbagai platform sepak bola, pendekatan ini membantu Kanada menciptakan dominasi penguasaan bola yang rapi meski menghadapi lawan yang lebih kuat secara ranking.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED