Mantan Developer Microsoft Ungkap Masalah Windows 11 dan Peringatkan Risiko

Mantan engineer Microsoft menilai Windows 11 terlalu fokus fitur AI dan mengabaikan stabilitas. Simak analisis lengkapnya di sini. (Foto: gamebrott.com)
Mantan engineer Microsoft menilai Windows 11 terlalu fokus fitur AI dan mengabaikan stabilitas. Simak analisis lengkapnya di sini. (Foto: gamebrott.com)

Mantan engineer Microsoft menilai Windows 11 terlalu fokus fitur AI dan mengabaikan stabilitas

Windows 11 kembali menjadi bahan perdebatan setelah Dave Plummer, mantan insinyur senior Microsoft yang ikut mengembangkan berbagai komponen penting Windows, menyuarakan kekhawatirannya terhadap arah pengembangan sistem operasi tersebut. Menurut Plummer, Windows 11 saat ini dipenuhi terlalu banyak fitur generatif yang belum tentu dibutuhkan pengguna, sementara masalah stabilitas dan performa justru sering terabaikan.

Komentar Plummer muncul dalam sebuah podcast teknologi yang juga mencerminkan keresahan komunitas pengguna Windows dalam beberapa bulan terakhir. Kritik tidak hanya datang dari konsumen, tetapi juga dari para developer yang merasa bahwa sistem operasi ini telah keluar dari fokus utamanya sebagai platform kerja yang stabil dan andal.

Fokus Windows 11 Disebut Terlalu Berpihak pada Fitur AI

Menurut Plummer, Microsoft kini terlalu agresif memasukkan fitur berbasis AI ke dalam Windows 11. Fitur kecerdasan buatan kini ditemukan di berbagai aplikasi bawaan seperti Paint, Notepad, hingga penempatan Copilot sebagai pusat ekosistem produktivitas. Ia menilai langkah ini tidak salah, tetapi prioritasnya dianggap melenceng dari kebutuhan utama pengguna.

Plummer mengingatkan pada situasi di masa lalu ketika Microsoft merilis Windows XP Service Pack 2 pada 2004. Saat itu, ancaman worm Blaster dan berbagai celah keamanan membuat jutaan pengguna terpapar risiko siber. Microsoft akhirnya menghentikan seluruh pengembangan fitur baru dan fokus memperkuat fondasi sistem operasi. Hasilnya adalah pembaruan besar yang meningkatkan keamanan dan stabilitas sistem secara signifikan, tanpa menambah banyak fitur visual.

Menurut Plummer, kondisi Windows 11 saat ini mirip dengan era sebelum Service Pack 2. Ia menilai bahwa sistem ini kerap mendapat pembaruan fitur tetapi masalah mendasar seperti performa, kompatibilitas, dan bug terus bermunculan. Ia menyinggung sejumlah kasus seperti pembaruan yang membuat Blu-ray tidak bisa dibuka, Windows Recovery Environment sempat tidak berfungsi, hingga File Explorer yang sering melambat meski telah beberapa kali diperbaiki.

Plummer mengatakan bahwa jika Microsoft ingin mengembalikan kepercayaan pengguna, maka perusahaan perlu melakukan hal yang sama seperti dua dekade lalu: menghentikan aliran fitur baru dan fokus melakukan perbaikan menyeluruh terhadap stabilitas dan keamanan.

Ketegangan antara Visi Agentic OS dan Kebutuhan Mayoritas Pengguna

Microsoft dalam beberapa tahun terakhir berambisi mengembangkan Windows menjadi apa yang disebut sebagai Agentic OS. Ini merupakan konsep sistem operasi yang mampu mengambil keputusan berbasis kecerdasan buatan untuk membantu pengguna dalam berbagai pekerjaan.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED