Langkah Berani Inggris: Dubes Beber Alasan Tegas Akui Palestina

Duta Besar Inggris untuk Indonesia mengungkapkan bahwa keputusan Inggris untuk secara resmi mengakui Negara Palestina dibuat dengan pertimbangan bahwa hal ini sangat penting bagi kelangsungan solusi dua negara (two-state solution). Pernyataan ini disampaikan dalam konteks hubungan diplomatik Inggris, refleksi nilai bersama dengan Indonesia, serta urgensi situasi Palestina saat ini.

Landasan Diplomatik dan Nilai Bersama

Menurut Dubes Inggris, pengakuan tersebut mencerminkan nilai-nilai yang juga dinilai penting oleh Indonesia, seperti keadilan, hak asasi manusia, serta hak suatu bangsa atas kedaulatan. Inggris menganggap bahwa ada kesamaan pandangan antara Inggris dan Indonesia dalam hal hak bangsa Palestina untuk diakui sebagai negara yang berdaulat.

Pengakuan ini dilihat sebagai langkah diplomatik bukan semata tindakan simbolis, melainkan sebagai komitmen bahwa internasional harus bersikap tegas dalam mendukung perdamaian yang adil dan berkelanjutan antara Palestina dan Israel.

Waktu dan Konteks Keputusan Inggris

Inggris memilih waktu ini untuk melakukan pengakuan atas Negara Palestina karena dianggap sebagai momen yang tepat dalam dinamika konflik yang terus berubah. Menurut Dubes, Inggris ingin melakukan segala daya untuk mendukung masa depan yang damai bagi Israel dan Palestina.

Sebelumnya, pada hari Minggu, 21 September 2025, Inggris secara resmi mengumumkan pengakuan terhadap Palestina. Keputusan ini muncul di tengah tekanan internasional dan langkah serupa oleh negara lain dalam forum PBB dan diplomasi global.

Reaksi Diplomatik dan Implikasi

Dubes Inggris menyebutkan bahwa pengakuan ini tidak hanya soal kebijakan luar negeri, tetapi juga tentang posisi moral dalam hubungan internasional. Londres (Inggris) berharap keputusan tersebut bisa mendorong momentum baru untuk negosiasi damai, menguatkan upaya multilateral, dan mendukung hak rakyat Palestina atas pemerintahan sendiri.

Selain itu, Inggris melihat bahwa pengakuan ini menjadi cerminan bahwa dukungan terhadap solusi dua negara dianggap bukan lagi hanya isu politik, melainkan kebutuhan mendesak dari masyarakat internasional yang peduli terhadap keadilan dan stabilitas regional.