Panduan Pintar: 6 Tips Memilih Head Unit Android Agar Tidak Salah Pilih
Head unit Android kini menjadi pilihan favorit para penggemar otomotif untuk meng-upgrade sistem infotainment mobil. Selain menambah kenyamanan, perangkat ini...
Read moreKalau kamu perhatikan, belakangan ini berita soal mobil listrik (EV) di Indonesia makin ramai—apalagi kalau ketahuan China makin serius mau investasi. Nah, kabar terbaru dari Medcom.id bilang kalau negeri Panda ini ingin memperkuat investasi di ekosistem EV kita.
Pertama-tama, apa yang bikin berita ini menarik? Dubes China untuk Indonesia, Wang Lutong, bilang kalau Beijing paham banget bahwa Indonesia juga menjadikan transisi ke energi hijau sebagai prioritas nasional. Makanya, mereka siap bantu lebih jauh dengan investasi di sektor kendaraan listrik — mulai dari riset, pengembangan, sampai produksi massal EV di Tanah Air.
Bukan cuma klaim muluk — memang pemerintah kita terbuka banget buat kerja sama. Beberapa bidang yang disebut juga bukan cuma EV, tapi juga mineral kritis, infrastruktur, AI, pendidikan, kesehatan, hingga budaya. Intinya: China mau memperluas kontribusinya, tak sekadar investasi modal saja.
Faktanya, penjualan EV di Indonesia memang lagi melesat. Data Gaikindo menyebut sepanjang Januari–Juli 2025, penjualan mobil listrik tembus 42.178 unit. Cuma perlu diingat, ini belum termasuk data akhir tahun, tapi sudah hampir menyamai total sepanjang 2024, yaitu 43.188 unit. Artinya, pertumbuhannya signifikan banget.
Dari mana asalnya? Banyak kendaraan listrik di pasar kita masih didominasi merek-merek China, yang selama ini memang agresif ekspansi ke Indonesia.
Bukan cuma bicara soal mobilnya saja, investasi China di RI juga merambah hulu dan hilirnya:
Pabrik Baterai
Perusahaan China—misalnya CATL—bekerja sama dengan Indonesia Battery Corp merencanakan pabrik baterai lithium-ion di Jawa Barat yang diperkirakan mulai operasional akhir 2026 dengan kapasitas awal 6,9 GWh. Targetnya bisa sampai 15 GWh atau bahkan 40 GWh kalau termasuk baterai untuk tenaga surya. Proyek ini adalah bagian dari investasi $6 miliar yang mencakup penambangan nikel, produksi baterai, hingga daur ulang
Kalau China serius masuk di hulu-hilir EV di sini, ini bukan sekadar duit yang masuk. Dampaknya bisa luas dan dalam:
Transfer Teknologi & R&D
Riset dan pengembangan EV yang dimaksud bukan cuma soal desain mobil, tapi mungkin juga pengembangan baterai, sistem pengisian, dan teknologi cerdas lainnya.
Peningkatan Rantai Nilai Lokal
Mulai dari ekstraksi nikel hingga fabrikasi baterai dan kendaraan — semua bisa digarap di dalam negeri. Kalau ini kedal, kita punya peluang jadi hub kendaraan hijau global.
Ekspor & Citasi Green Industrial Estate
Proyek seperti kerjasama Danantara–GEM di sektor nikel pun membuat ekosistem kendaraan listrik makin berpotensi jadi lebih “lokal”. Ekspor EV mungkin bukan impian jauh lagi.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Head unit Android kini menjadi pilihan favorit para penggemar otomotif untuk meng-upgrade sistem infotainment mobil. Selain menambah kenyamanan, perangkat ini...
Read moreKegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Tape Singkong, Superfood Nusantara yang Sering Diremehkan Selama ini banyak orang beranggapan bahwa makanan sehat selalu identik dengan harga mahal...