Bahlil Ungkap Alasan Pemangkasan Produksi Nikel dan Batu Bara Tahun Depan

Menteri ESDM akan memangkas produksi nikel dan batu bara pada 2026 untuk mengatur pasokan dan menjaga stabilitas harga. (Foto: KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY)
Menteri ESDM akan memangkas produksi nikel dan batu bara pada 2026 untuk mengatur pasokan dan menjaga stabilitas harga. (Foto: KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY)

Menteri ESDM akan memangkas produksi nikel dan batu bara pada 2026 untuk mengatur pasokan dan menjaga stabilitas harga

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana memangkas target produksi nikel dan batu bara pada 2026. Langkah ini diambil sebagai strategi untuk mengendalikan pasokan di pasar dan mendorong perbaikan harga kedua komoditas unggulan tersebut.

Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, pemangkasan produksi akan dimasukkan dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) tahun 2026. Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk satu komoditas, melainkan menyeluruh pada sektor pertambangan utama.

“Semuanya kami pangkas. Bukan hanya nikel, batu bara pun kami pangkas,” kata Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, usai Konferensi Pers Kesiapan Sektor ESDM Menghadapi Periode Natal dan Tahun Baru di Jakarta.

Bahlil menjelaskan bahwa salah satu alasan utama kebijakan tersebut adalah ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, khususnya pada komoditas batu bara. Berdasarkan evaluasi pemerintah, volume batu bara yang diperdagangkan secara global saat ini mencapai sekitar 1,3 miliar ton per tahun.

Pasokan Berlebih Tekan Harga Batu Bara

Berdasarkan data yang disampaikan Bahlil, Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar pasokan batu bara dunia. Produksi nasional mencapai sekitar 500 hingga 600 juta ton per tahun, atau hampir setengah dari total batu bara yang beredar di pasar global.

“Indonesia sendiri menyuplai sekitar 500 sampai 600 juta ton, hampir 50 persen,” ujar Bahlil.

Tingginya pasokan tersebut dinilai menjadi faktor utama penurunan harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir. Harga acuan batu bara tercatat mengalami tren penurunan sejak November dan kini berada di level US$98,26 per ton, atau sekitar Rp1,54 juta per ton dengan asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED